Keruas

Keruas

Ahmadi Sofyan - Penulis Buku/Pemerhati Sosial Budaya-babelpos.id-

Para calon wakil rakyat, sudah memasang baliho, spanduk, kartu nama dari dijalanan hingga menancap paku di pohon, yang jelas sangat tidak berperikepohonan. Kepada sahabat saya yang kedua kalinya mencoba keberuntungan dengan kembali mencalonkan sebagai Wakil Rakyat tingkat Kabupaten setelah 2019 lalu gagal, “Jen cepat igak kampanye jok, takut e kelak e keruas”. Hanya itulah nasehat yang saya berikan. Sebab saya tahu betul kawan ini, selalu gegabah dan susah dinasehatkan dan selalu merasa sudah pasti jadi. Nyatanya gagal dan saya punya keyakinan kali ini juga gagal. Tapi semoga saya salah menilai dan ia nyatanya nanti sukses.

Tahun 2024, berbicara kredibilitas, janganlah ditanyakan, sebab saya yakin bukan itu kebutuhan para calon dan pemilih. Yang dibutuhkan adalah isi tas. Sebab antara calon dan pemilih nyatanya selama ini hampir tak jauh berbeda. Sehingga tidak usah bicara kemampuan, yang paling penting keuangan. Tak perlu bicara idealisme yang dibutuhkan untuk meraih jabatan adalah perilaku kanibalisme. Oleh karenanya janganlah heran ketika mereka-mereka yang duduk hasil euphoria “demokrasi rupiah” ini nantinya akan melahirkan mereka-mereka yang hanya lantang berbicara soal kursi (jabatan) dan melempem alias keruas soal prestasi. Rakyat tak boleh mengeluh, tak boleh menggerutu karena mereka sudah membeli dengan harga murah meriah dari kita untuk mendapatkan apa yang mereka impikan.

BACA JUGA:Potensi & Prestasi

Rakyat jangan bermimpi jika para pengelola negara kita ini memiliki mental yang kokoh untuk membangun negeri, karena membangun mental mereka sendiri untuk tidak terbuai dengan harta, tahta bahkan wanita saja mereka masih membutuhkan waktu dan keberanian yang luar biasa. Rakyat tak usah berharap para pengelola negeri ini akan memikirkan kesejahteraan rakyat sepenuh hati karena memikirkan kesejahteraan pribadi dan keluarga serta simpanannya saja mereka tak pernah ada kata selesai. 

Kok bisa? Karena isi negeri ini sepertinya sudah terlalu banyak bercokol mental-mental kerupuk keruas, baik pengelola negeri, apalagi rakyat. Kok rakyat disebut-sebut juga? Jujur! Setiap Pemilu dan setiap Pilkada bahkan pemilihan kades sekalipun rakyat kita sudah menadahkan tangannya dengan memilih siapa yang memberi. Bahkan tak sedikit dari rakyat kita yang “melacurkan diri” kepada calon-calon yang dianggap mampu membayar mereka dengan harga yang ditentukan, tak peduli kualitas atau kemampuan sang calon. 

Penyakit mental kerupuk keruas ini sudah terlalu kronis karena begitu menjamurnya mental rakyat kita bagaikan kerupuk keruas dengan perilaku cengeng dalam demokrasi. Memilih karena barang pemberian atau lembaran uang yang tak seberapa, selanjutnya menggerutu, mencela dan menghujat ketika sang calon terpilih tidak peduli alias keruas. 

BACA JUGA:Tarik Aker Gunung Berringgut

Pemilu 2024, bagi caleg yang tidak terpilih tetaplah berdiri tegak dan kembali seperti semula. Tak perlu mencari kesalahan orang lain dari penyebab ketidakterpilihan Anda. Kokohkan kembali semangat hidup untuk menyisingkan lengan baju menatap masa depan yang lebih baik. Untuk bisa berbuat kepada keluarga, lingkungan dan masyarakat bukan hanya dengan jabatan sebagai wakil rakyat, tapi banyak hal yang bisa dilakukan. Kepada banyak caleg, selalu saya sampaikan: “Persiapan untuk tidak jadi, baik mental maupun materi, jauh lebih berarti ketimbang mempersiapkan diri untuk jadi”. 

Untuk bisa berprestasi bukan harus menjadi pejabat negara, tapi menjadi apa pun bisa membuat seseorang berprestasi dan memberikan manfaat bagi orang lain. Bukankah Nabi Muhammad SAW sudah memotivasi kita dengan sabdanya: “khoirunnaas anfauhum linnaas” (sebaik-baik manusia (manusia berprestasi) adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya).

Kepada para caleg maupun rakyat pemilih, 2024 menjelang, selamat mengarungi demokrasi lauatan luas, tapi hati-hati karena begitu banyak ikan-ikan buas. Persiapkan kematangan dan kedewasaan jiwa. Kebersamaan dan persatuan jauh lebih penting dari sekedar kekuasaan sesaat. Jangan sampai hanya karena Pemilu, kita berpecah belah dan akhirnya negeri ini menjadi negeri keruas.

Salam Keruas! (*)

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: