Memaknai Kunjungan Kaisar Jepang Naruhito, Soekarno Titip Aset di Bank Of Japan

Memaknai Kunjungan Kaisar Jepang Naruhito, Soekarno Titip Aset di Bank Of Japan

Safari Ans--

Aneh saja. Jepang gunakan aset kita ¥200 triliun untuk memproduksi mobil mereka,  lalu mobilnya dijual ke Indonesia. Kini hampir 80% mobil dan motor di jalan raya Indonesia adalah buatan Jepang. Ade kesedihan tersendiri, jika memahami peristiwa ini. Mestinya Jepang yang harus bangun semua ruas jalan di Indonesia. Selain mereka telah menggunakan aset kita, mereka juga telah merajai jalanan raya kita. Hampir setiap sudut jalan adalah mobil dan motor merek Jepang. Dulu tahun 1963, John F Kennedy (JFK) pernah menawarkan kepada Bung Karno, agar Indonesia hanya menggunakan mobil mereka Amerika Serikat. Lalu JFK bilang, jika Bung Karno setuju, maka seluruh jalan di Indonesia akan bangun oleh Amerika Serikat. Sayang, tawaran itu ditolak Soekarno.

Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru saja dilantik jadi Presiden RI ke-6, Kaisar Jepang mengirimkan utusannya. Urusan itu akan memberikan sumbangan Kaisar Jepang kepada Presiden RI sebagai presiden pertama pilihan langsung rakyat Indonesia. Entah diambil apa tidak, penulis kehilangan jejak. Peristiwa itu terjadi tahun 2004. Begitu juga Presiden Jokowi. Ketika Jokowi tinggal menunggu pelantikan jadi Presiden RI ke-7, penulis juga menyampaikan bahwa Kaisar Jepang akan memberikan USD 2 miliar (Dua Miliar Dolar Amerika Serikat). Namun, Jokowi waktu itu bilang ke penulis bahwa sebelum penulis yang datang bersama Mooryati Soedibyo itu, sudah ada pihak lain yang menyampaikan hal yang sama. Penulis tak tahu, bagaimana kelanjutannya. Nilainya sama dengan yang diberikan ke SBY.

Sumbangan Kaisar Jepang untuk Presiden RI menandakan ada kedekatan antara bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Dan, ini mempertegaskan perang sesungguhnya adalah bermotif ekonomi. Tapi apapun alasannya, kini saatnya bangsa Indonesia mencairkan asetnya yang ada di Jepang.

Kalau tidak sekarang kapan lagi. Karena sekarang saatnya aset-aset nenek moyang bangsa Indonesia cair. Jika dimulai dari sekarang, setidaknya membutukan waktu tiga tahun baru selesai. Sebab, mencairkan aset besar membutuhkan pembicaraan mendalam serius dan pasti tak mudah. Butuh proses dan waktu. Tetapi kalau tidak dari sekarang, agaknya bangsa Indonesia akan ketinggalan kereta. Bravo Indonesia.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: