Dikejar Mang Siomay...

Dikejar Mang Siomay...

Bujang Pede--

BUJANG PeDe benar-benar marah kepada sohibnya Ipank. Bagaimana tidak, hari itu Ipank tiba-tiba menyatakan diantara mereka bertiga, Bujang lah yang tampak memang paling lemah dan penyakitan.

"Sudah, jangan tersinggung.  Kita uji aja sekalian siapa diantara kita yang masih kuat larinya,'' ujar Odoy balik menantang kedua sohibnya, Bujang dan Ipank.

"Okey, itu baru pembuktian,'' ujar Ipank menyahut.

"Kalian pikir aku takut mentang-mentang aku paling kurus begini,'' Bujang balik menantang.

Kebetulan hari itu sussana jalanan di kampung tu memang lagi sepi.  ketiga sohib itupun sepakat untuk mengambil ancang-ancang.  Bahkan agar ta ada kecurangan antar mereka, sengaja dibuat garis lurus tanpa start.

Dengan salah satu jadi komando, ketiganya mulai ambil ancang-ancang dan mulai berlari sekencang-kencangnya.  

Tak lama kemudian, di belokan kampung, mereka bertemu dengan tukang siomay.  

Melihat ketiganya berlari ketakutan, si tukang siomay yang nggak tahu masalah malah ikut berlari kencang dengan meninggalkan gerobak siomaynya.  

Di sisi lain, ketiga pemuda bengal itu melihat Mang Siomay berlari mengejar mereka, bertambah kencang pula mereka berlari.

"Kalian apa kan tadi Mang Siomay itu?'' tanya Ipank kepada kedua temannya dengan tetap berlari.

"Nggak kami apa-apain.  Kami pikir kamu yang jorong kepalanya hingga ia marah dan mengejar kita,'' tukas Bujang juga dengan dengan tetap berlari kencang.

Ketika sampai di belokan kampung berikutnya, mereka bertiga pun akhirnya lelah dan lemas lalu berhenti, dan memilih untuk menyerah kepada tukang siomay yang berlari di belakang mereka.

"Maaf, Mang.  Kenapa Mamang mengejar kami?'' tanya Bujang tak mengerti.

"Lho, aku juga mau nanya, kalian berlari seperti dikejar syetan itu, kenapa?" 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: