Tutup Mulut

Tutup Mulut

--

TAK selamanya warga pemilih yang bermanja, mengkritik, menghujat, memprotes, atau malah mengasingkan calon.  Calon dan tim suksesnya juga sekali-kali perlu protes, bermanja, mengkritik, menghujat, atau marah ke masyarakat pemilihnya.  Ini yang tejadi dalam Pemilihan ketua RT (Pilkarete) di kampung Bujang PeDe.

''Saatnya kita yang tampil memprotes masyarakat pemilih.  Masa kita yang di pihak calon terus harus mendengar para pemilih?''  Bujang memulai pembicaraan rapat pagi itu.

''Iyah, ini sudah nggak bener cara masyarakat kampung nih,'' ujar Odoy membela Bujang.

Ipank hanya diam, ia tengah memikirkan pernyataan kedua sohibnya itu.

Memang sejak isu urusan kolam renang dilimpahkan ke Udin Kecil untuk menyelesaikan, trio kwek-kwek Ipank, Odoy, bermaksud fokus untuk meraup suara kalangan pemuda yang terlanjur kecewa gara-gara isu lapangan bola.  Mereka benar-benar merasa dibuat hancur secara politik.  Pengurusan lapangan bola yang menjadi harapan kalangan pemilih muda, hancur gara-gara rumput lapangan yang standar dan tidak standar.  

Mereka salah membawa ahli rumput, karena yag mereka bawa adalah Udin Kecil yang di mata mereka bertiga ahli rumput, karena Udin sering membawa sapi dan dombanya ke lapangan.  Ternyata itu menjadi bumerang.  

''Hama lapangan bola kok dibilang ahlinya ahli rumput?'' gerutu pemuda yang akhirnya sepakat tak mendukung Bujang.

Sementara itu, di kalangan emak-emak, nama mereka juga rusak.  Lagi-lagi yang merusaknya Udin Kecil juga.  Udin berkoar-koar bahwa jika Bujang PeDe menang dalam Pemilihan Ketua RT atau Pilkarete, lapangan bola akan disulap jadi kolam renang.

Maka, beredarlah isu tambahan sebagai bumbu-bumbunya, bahwa nanti masuk ke kolam renang itu harus bayar, mandi juga harus pakai baju renang.  

''Nggak mungkinlah suami kami suruh kami mandi kalau harus pakai baju renang.  Apalagi bayar pula,'' protes emak-emak.

Jika dua kalangan itu sudah tak memungkinkan lagi, maka harapan ketiga ada di kalangan Bapak-Bapak.  

''Oke, kita yang protes ke masyarakat pemilih.  Caranya bagaimana?'' tanya Ipank kemudian.

''Kita bertiga gelar aksi tutup mulut.  Ke semua warga, termasuk ke tim kita sendiri.  Termasuk ke emak sekalian.  Juga antara kita juga jangan ada yang bicara,'' tegas Bujang PeDe bermaksud tegas.

''Sip!'' ujar kedua sohibnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait