MUI Babel Ajak Ambil Hikmah Gerhana, Saling Menghormati Perbedaan Idulfitri 1444 H

MUI Babel Ajak Ambil Hikmah Gerhana, Saling Menghormati Perbedaan Idulfitri 1444 H

KH. Ahmad Lutfhi --Ist

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG – Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. KH. Ahmad Lutfhi memimpin salat Gerhana Matahari Hibrid di Masjid Al-Falah Kampung Melayu Bukit Lama Kota Pangkalpinang, Kamis (20/04/2023) sekitar pukul 10.00.

Lutfhi mengisahkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW pertama kali bertemu dengan gerhana matahari semacam ini di Kota Mekan sebelum tahun hijriah.

Melalui peristiwa yang menunjukkan  kebesaran Allah SWT tersebut, Rasullulah mengajak umatnya untuk banyak memuji dan bersyukur jika bertemu dengan gerhana bulan (khusuful qamar) atau  gerhana matahari (kusufus), dengan cara melakukan salat, berdoa, bertakbir dan sedekah.

BACA JUGA:Ini Penjelasan BMKG Pangkalpiang Terkait Fenomena Gerhana Matahari Hibrid Lintasi Babel

Melalui peristiwa ini, Rasullulah Muhammad SAW juga mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga hubungan yang baik kepada Allah dan juga sesama manusia. Makanya dianjurkan untuk melaksanakan salat pada saat terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan.

Hal ini salah satunya  juga diriwayatkan oleh Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 437) menyebutkan beberapa adab menyambut gerhana bulan atau gerhana matahari.Yaitu, “Senantiasa memiliki rasa takut dengan segera melaksanakan sholat, menampakkan rasa haru, segera bertobat, tidak bersikap mudah bosan, segera melaksanakan shalat, berlama-lama dalam shalatnya dan merasakan adanya peringatan" 

“Tunjukan rasa haru kita atas terjadinya peristiwa gerhana matahari hibrid seperti ini maupun dengan peristiwa  benda langit lainnya,” ujar Ketua Masjid Al-Falah ini.

BACA JUGA: Ketika Gerhana Matahari Hibrida Terjadi, Burung Hantu Bangun, Laut Naik, Awas Mata?

Luthfi juga mengilustrasikan peristiwa Gerhana Matahari Hibrid yang kali ini berlangsung di tengah suasana bulan suci Ramadan 1444 H sebagai ajakan kepada seluruh umat Islam khususnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menyikapi dengan bijak fenomena yang berbarengan dengan berbedanya penetapan pelaksanaan sholat Idulfitri 1444H antara pemerintah dan Muhammadiyah. 

“Makanya kalau benda-benda langit saja bisa saling memahami, maka  sebagai mahkluk Allah di muka bumi ini, sudah seharusnya juga bisa saling memahami dan menghormati satu sama lain. Dan Insyallah, inilah salah satu pesan yang barangkali juga Allah ingin sampaikan melalui peristiwa gerhana matahari hibrid ini yang terjadi di tengah bulan suci Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444H,” ujar Luthfi.

BACA JUGA:Tahun 2023, 4 Kali Gerhana, 20 April Gerhana Matahari Hibrid

Menurut Luthfi, sebenarnya setiap bulan maupun setiap menjelang pelaksanaan hari-hari besar keagamaan Islam, seperti bulan suci Ramadan dan sebagainya, maka pasti selalu akan diawali dengan terjadinya ijtimak matahari dan bulan untuk menandakan datangnya bulan baru. 

Demikian juga dengan femonena terjadi gerhana matahari hibrid  ini, ijtimak dan kongjungsi matahari ini  terjadi di akhir Ramadan 1444 H. Ini harus diyakini sebagai pesan dari Allah SWT bahwa matahari dan bulan ketika terjadi ijtimak, maka bisa menimbulkan sisi lain dan pengetahuan baru khususnya bagi orang-orang beriman yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan 1444H.

“Makan ambillah hikmahnya dari fenomena gerhana matahari hibrid ini, bahwa benda alam sebesar itu pun masih  bisa terjadi gesekan? Apalagi kita manusia. Sehingga sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT sebagai Sang Pencipta  bumi dan langit beserta seluruh isinya,” ujar Luthfi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: