Falsafah 'Mencet Balon' Bang Zul?
Syahril Sahidir - CEO Babel Pos Grup--
Dan dengan gayanya yang santai dan masih menggunakan kain dan kaos oblong, penulis menghadap di dapur rumah Dinas Walikota. Seperti biasa, mau ngopi bikin sendiri.
''Lah kutebak Ril, ka ngadep Bapak pasti mau ngomong soal BTC, kan?''
''Aok, Pak. Leteh kami nulis Bapak tiap hari dihujat urang,'' ujar penulis apa adanya.
''Dak hal. Yang Penting ka konfirmasi kalau ada kritik atau alasan urang,'' ujarnya tanpa beban dengan Koran Babel Pos di depan meja dekat cangkir kopi beliau waktu itu.
''Bukan soal tu Pak. Kite nih nek Pilwako. Secara politis ape Bapak dak khawatir ini berpengaruh kek hasil Pilwako kelak e?''
''Ka tulis bai ape ade nya ok. Dak usah khawatir, dan mungkin Bapak kalah gara-gara tuh,'' ujarnya enteng.
Meski sudah menebak jawaban Bang Zul, penulis hanya geleng-geleng kepala dan senyum-senyum, dan disambut Bang Zul tertawa lepas.
Dan hasil Pilwako Bang Zul dan Malikul (Cawawako) saat itu menang telak.
Kadang, --nah ini yang baru terkuak-- ada juga 'ilmu' akal-akalan' Bang Zul dalam menyelesaikan suatu persoalan. Dan itu terkuak justru ketika Beliau sudah lama tak menjabat saat itu. Karena seorang teman pengusaha bercerita.
Saat itu, Jalan Ketapang - Tembus ke arah Pasir Padi (Jalan Alexander belum ada ketika itu.red).
Bang Zul meminta Babel Pos memuat kondisi Jalan Ketapang yang rusak parah. Sebenarnya aneh juga, seorang Kepala Daerah meminta media menulis 'kejelekan' wilayahnya.
Ketika wartawan diminta konfirmasi ke Bang Zul, dengan enteng Bang Zul menjawab, tidak ada dan belum ada dana untuk itu. Dan sejak itu gencarlah Babel Pos mengangkat soal Jalan Ketapang yang rusak parah. Sementara Bang Zul terlihat santai saja dan menjawab belum ada anggaran. Dan itu bukan wewenangnya, meski ada di dalam wilayah kota.
Ternyata, Bang Zul menghubungi salah satu rekan pengusaha smelter di Ketapang --saat itu semua pabrik tengah beroperasi-- untuk menghimpun dana dari kalangan pengusaha yang ada di Ketapang, himpun sendiri dan pihak PU Pangkalpinang merinci hitung-hitungan kebutuhannya. Bukankah jalan itu memang dimanfaatkan oleh para smelter juga?
''Bantu ku neh, ikak himpun lah ok. La Ringem ku tiap hari ditulis koran neh soal Jalan Ketapang neh. Anggaran kota mane ade,'' ujar Zul ke pengusaha tersebut.
Dan, akhirnya Jalan Ketapang - Pasir Padi itu pun kembali mulus dengan dana pihak ketiga para pengusaha smelter untuk perbaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: