RS KIM Raih 'Predikat Paripurna'

RS KIM Raih 'Predikat Paripurna'

RS Kalbu Intan Medika--

''Pelayanan yang terus meningkat menjadi alasan mengapa Intan Medika berkembang pesat dan menjadi besar. Saat ini gedung 7 lantai yang memiliki kapasitas 100 bed dimiliki RS Intan Medika siap melayani masyarakat dari manapun,'' tegas Hendry.

Aplikasi “BANGSAKU”

Belajar dari pengalaman. Demikian yang dilakukan Hendry. Sebagai dokter yang pernah bekerja di rumah sakit ia mengalami jasanya dibayar mundur. Ia juga tidak tahu apakah bayaran tersebut telah sesuai dengan jumlah tindakan yang diambil atau tidak?

BACA JUGA: Siap-siap! Pemprov Babel Buka Rekrutmen PPPK, Ini Formasinya

“Dokter ini kan bukan ahli manajemen. Mereka tidak terlalu memperhatikan administrasinya. Hanya bekerja...bekerja, dan kalau sudah sampai rumah istirahat. Waktu dipakai untuk keluarga.  Kesejahteraan dirinya tidak diperhatikan. Apa yang dikasih rumah sakit setiap bulan, itu yang diterima,” kata Hendry.

Tak heran jika ada dokter yang melakukan komplain. Sebab merasa jumlah yang ia terima tidak sesuai dengan jumlah jasa atau tindakan yang telah diberikan.

“Waktu awal-awal berjuang dengan Rumah Sakit KIM, kami pernah mengalaminya. Ada saatnya dokter tidak mau berpraktik di KIM karena ada persepsi bahwa kami tidak pernah membayar jasa dokter,” kata Hendry.

BACA JUGA: Belum Ada Kasus Anak Gagal Ginjal Akut di Bangka Tengah, Tapi...

Padahal saat masih di klinik, setiap tindakan yang diambil hari itu, langsung diperhitungkan dan dibayar. “Meskipun pakai sistem manual, tapi lebih jalan. Hari ini operasi besok langsung dibayar. Ini yang kami lakukan sampai sekarang. Juga di RS KIM dalam satu-dua tahun terakhir ini. Para dokter senang,” kata Hendry.

Gagasan muncul dalam benak Hendry. Harus dilakukan perubahan dalam metode pembayaran jasa dokter. Dalam zaman serba komputer dan internet, harus dibuat sebuah aplikasi yang bisa merekam tindakan dan jasa dokter, dan langsung diperhitungkan keesokan hari. Ada aturan main yang ditetapkan di dalamnya.

Hendry mengingat para tukang ojek. Begitu penumpang turun, ia langsung mendapatkan bayaran. Jika dokter juga diperlakukan seperti itu, pasti sangat membantu mereka untuk tidak memikirkan apakah jasanya dibayar atau tidak? Sebab sudah ada kepastian. Setiap tindakan yang diambil tercatat secara otomatis dan langsung dikalkulasi ke dalam sejumlah rupiah. 

“Jadi ini aplikasi berbayar. Ada yang membiayai. Gagasan ini saya sampaikan kepada Profesor Saparudin. Dia ahli computer vision dan menerjemahkannya dengan sangat baik. Beliau bisa nangkap apa yang saya inginkan. Maka lahirlah aplikasi BangSaku yang kini sudah terdaftar di playstore dan IOS,” terang Hendry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: