Dato' Akhmad Elvian, DPMP, CECH Yakin Monumen Pangkal Kemenangan Akan Terwujud Melengkapi Monas dan Monjali

Dato' Akhmad Elvian, DPMP, CECH Yakin Monumen Pangkal Kemenangan Akan Terwujud Melengkapi Monas dan Monjali

Dato Akhmad Elvian menerima penghargaan kebudayaan Kota Pangkalpinang. --Foto: Lia

BACA JUGA:Wisudawan ke-XXVII UBB, Rektor Ibrahim Naik Kelas Ciptakan Sejarah dan Karya

Balai Haminte ini pernah menjadi bukti abadi terjadinya peristiwa pada tanggal 5-6 Juli 1949. Saat itu Presiden Soekarno pernah berpidato dihadapan 3000 rakyat Bangka sebelum kembali ke Yogyakarta setelah diasingkan oleh Belanda di Menumbing dan Mentok Bangka Barat. Pada saat itu, Rakyat Bangka juga menyerahkan sumbangan sebesar 90.000 Golden lebih untuk pembangunan ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta. 

“Itu merupakan simpul sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan, yakni dari Jakarta ke Yogyakarta kemudian ke Bangka, dari Bangka kembali ke Yogyakarta. Sehingga ada 197 hari atau  yang saya sebut exile government, dimana para pemimpin republik pada saat itu menjalankan roda pemerintahan republik ini dari pengasingan di Bangka, dan Pangkalpinang menjadi salah satu kota di samping Kota Mentok sebagai pusat-pusat percaturan diplomasi politik internasional pada waktu itu,” jelasnya.

Akhmad Elvian juga mengaku sudah bertemu dan menyarankan kepada Pj. Walikota Pangkalpinang, bahwa dengan kondisi keuangan daerah saat ini, yang belum cukup untuk mengembangkan exs Balai Haminte Pangkalpinang, agar dibuatkan semacam lomba design pembangunan taman dan monument tugu  Pangkal Kemenangan di lokasi eks Balai Haminte tersebut. Itu untuk menyambung dengan 2 tugu atau 2 monumen nasional yang sudah ada lainnya, yakni Monas di Jakarta sebagai representasi Proklamasi 17 Agustus 1945, kemudian ibukota pindah ke Yogyakarta pada Juni 1946, selanjutnya pada 22 Desember 1948 pemimpin republik diasingkan ke Bangka hingga 6 Juli 1949. Di Yogyakarta saat ini sudah dibuat Monumen Yogya Kembali atau Monjali yang artinya kembali dari Pangkalpinang.

“Melalui lomba design tersebut diharapkan bisa menghasilkan karya design yang visible dan bernilai sejarah dan untuk ke depan dapat direaliasikan dan dibangun sebagai Monumen Pangkal Kemenangan. Sehingga nanti simpul Monumen Nasional (Monas), Monumen Yogya Kembali (Monjali) dan Monumen Pangkal Kemenangan itu akan menjadi cita-cita bersama yang dapat terwujudkan,” harapnya.

BACA JUGA:AKBP Budi: Tahun Baru Hijiriah, Peristiwa Penting Dalam Sejarah Islam

BACA JUGA:Yayasan Jelajah Bangka Ajak Generasi “Z” Buktikan Babel Kaya Sejarah-Budaya

"Dengan usia Pangkalpinang yang kini sudah mencapai 267 tahun, maka diharapkan dapat terus meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat bahwa usia Pangkalpinang kini sudah cukup tua, namun cita-cita para pendiri dan leluhur kota, agar Pangkalpinang terus maju dan berkembang menuju kejayaannya. Tidak boleh menjadi kota mati atau nekropolis tapi menjadi kota metropolis,” ujar kakak Pj. Bupati Belitung, Mikron Antariksa ini.

Disadari oleh Akhmad Elvian,  bahwa dalam konteks menuju Kota Pangkalpinang sebagai kota metropolis tentunya akan banyak tantangan, hambatan yang akan dihadapi bersama, namun juga selalu ada peluang yang bisa dilakukan oleh masyarakat bersama Pemerintah kota Pangkalpinang demi Pangkalpinang semakin maju dan sejahtera.

“Kita berharap Pangkalpinang akan tetap abadi, kemudian juga mampu melanjutkan tradisinya sebagai kota pusat perdagangan dan jasa, pusat distrik dan pusat pemerintahan. Semua ini, harus senatiasa dapat terjaga dan tetap kita pelihara dan pertahankan, agar jangan sampai nanti kota kita crowdedness, tidak tertata dan terkelola dengan baik, karena bisa jadi ibukota provinsi dipindahkan orang dari Pangkalpinang, sehingga ini yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya warisan-warisan sejarah, Kota Pangkalpinang,” harap penggemar buku.

BACA JUGA:Yayasan Jelajah Bangka Ajak Generasi Z Buktikan Babel Kaya Sejarah dan Budaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: