Kuliah Umum Politik Luar Negeri Indonesia: "10 Tahun Perjalanan Diplomasi Indonesia" di UBB

Kuliah Umum Politik Luar Negeri Indonesia:

--

Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi  secara online menyampaikan tantangan diplomasi Indonesia ke depan yang semakin kompleks.

“Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Dampak pandemi COVID-19 masih terasa, dan persaingan antara negara besar semakin memperburuk situasi global.

Selain itu, ketidakpatuhan terhadap hukum internasional terus terjadi, terutama dalam isu Palestina,” ujar Retno.

BACA JUGA:Kolaborasi Meriahkan Pawai Indah & Parade Drumband HUT RI di Kabupaten Bangka

Retno juga mengingatkan pentingnya konsistensi dalam mendukung hukum internasional.

“Jika semua negara menghormati hukum internasional, Palestina sudah merdeka.

Namun kenyataannya, rivalitas dan ketidakadilan masih menghalangi solusi dua negara.

Indonesia harus tetap berada di sisi sejarah yang benar dengan terus mendukung perjuangan bangsa Palestina,” tegas Retno.

BACA JUGA:Dua Pelaku Penganiayaan di Payung Berhasil Diringkus, Ini Motifnya

Menurut Retno, meski tantangan semakin besar, Indonesia tetap berkomitmen menjaga prinsip-prinsipnya tanpa tunduk pada tekanan ekonomi yang mengorbankan nilai-nilai dan prinsip dasar.

“Kita harus berani menjaga komitmen untuk perdamaian dunia sesuai amanat konstitusi, tanpa tergoda oleh keuntungan jangka pendek,” imbuhnya.

BACA JUGA:Suami Istri di Toboali Ini Main Sabu, Ditangkap dengan Seorang Kurir

Sementara itu, melalui pemaparannya Penny menyampaikan perlunya perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) selalu menjadi prioritas utama dalam diplomasi luar negeri Indonesia.

Dalam situasi darurat, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah sukses mengevakuasi lebih dari 18.000 WNI dari berbagai negara.

Selain itu, penanganan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) juga merupakan agenda utama yang terus diperjuangkan untuk melindungi warga negara kita di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: