Siapkah Indonesia Memaksimalkan Peralihan Telepon Genggam ke Dunia Virtual?

Siapkah Indonesia Memaksimalkan Peralihan Telepon Genggam ke Dunia Virtual?

--

Penggunaan smartphone dalam transformasi digital yang berfokus pada pendekatan Indonesia sentris tidak hanya mempromosikan inklusi digital tetapi juga memastikan kedaulatan digital. Dengan mengembangkan teknologi dan infrastruktur lokal, serta mendukung konten dan aplikasi buatan dalam negeri, sehingga Indonesia dapat membangun ekosistem digital yang mandiri dan berkelanjutan.

Kecanggihan layanan digital yang tersedia di smartphone menjadikannya teman setia yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Dengan kemudahan digital juga ditambah smartphone yang canggih, kita dapat menjelajahi belantara informasi, terhubung dengan orang-orang dari seluruh penjuru dunia, dan bahkan menciptakan dunia virtual kita sendiri. 

BACA JUGA:Stres Karena Sakit Hipertensi, Warga Belo Laut Ini Nekat Minum Pembersih Lantai

Dengan smartphone, manusia dapat melakukan hampir segala hal, mulai dari berkomunikasi, mencari informasi dan hiburan, hingga belanja online serta membayar tagihan, karena berbagai keunggulannya, banyak orang beralih dari ponsel tradisional ke smartphone. Akibatnya, kepemilikan smartphone meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. 

Menurut laporan terbaru dari firma riset Strategy Analytics tahun 2021, puncak penggunaan smartphone di kalangan masyarakat terjadi pada Juni 2021, dengan total 3,95 miliar orang di seluruh dunia memiliki smartphone. Angka ini mencakup setengah dari total populasi dunia, yang saat ini diperkirakan hampir mencapai 8 miliar orang.

BACA JUGA:Begini Pengakuan Sopir Truk Pengangkut 8 Ton Timah dari Belitung ke Toboali yang Dijaring Polres Basel

Hasil laporan di atas menunjukkan signifikansi penggunaan telepon genggam tradisional yang beralih ke smartphone dengan tawaran digitalisasi yang lebih mumpuni justru banyak dipilih dan dimanfaatkan masyarakat saat ini. Terutama pada masa pandemi Covid-19 yang berlangsung di tahun 2020, ketika kebijakan social distancing diberlakukan sehingga membatasi interaksi sosial masyarakat pada masa itu. Namun, dengan transformasi canggih pada smartphone hingga kini membantu komunikasi tetap berjalan meskipun hanya dalam ruang virtual.

Dapat dicontohkan pada Provinsi Bangka Belitung, bahwa dalam mewujudkan Indonesia-Sentris dengan memanfaatkan transformasi teknologi di masa pandemi terbilang cukup berhasil dengan persentase yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan walaupun terdampak atas pandemi Covid-19. 

BACA JUGA:Ini Tim Lolos 16 besar Euro 2024

Menurut keterangan dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami, pada tahun 2021, data tentang ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan IV-2020 justru menunjukkan terjadi kontraksi sebesar 1,04 persen jika dibandingkan dengan triwulan IV-2019 (year-on-year). Data tersebut dilihat dari segi faktor produksi, yang mana pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha yang berbasis informasi dan komunikasi, mencapai persentase hingga 16,22 persen. Laporan BPS setidaknya menjelaskan bahwa Babel berhasil memanfaatkan transformasi di sektor informasi dan komunikasi.

 Transformasi Digital Dukung Terwujudnya Indonesia-Sentris 

Transformasi digital telah mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi secara revolusioner. Dunia virtual memberikan banyak peluang, tetapi juga membawa risiko dan dampak tertentu. 

Transformasi dari telepon genggam sederhana ke dunia virtual menunjukkan betapa cepatnya teknologi dapat mengubah cara hidup dan komunikasi kita. Era digital membuka banyak peluang, namun juga menghadirkan tantangan yang harus kita hadapi bersama. Berdasarkan ilmu kesehatan, ketergantungan berlebihan pada perangkat digital dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya.

BACA JUGA:Kalahkan Portugal 2-0, Georgia Bikin Sejarah

Selain itu, privasi dan keamanan data menjadi isu penting di era digital, karena kebocoran informasi dan penyalahgunaan data pribadi dapat berakibat serius. Penipuan online menjadi salah satu dampak yang tidak dapat dihindari dari transformasi digital. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: