Membangun "cultural resilience" pendidikan ala Ki Hadjar Dewantara

Membangun

Membangun "cultural resilience" pendidikan ala Ki Hadjar Dewantara OIKN adakan pelatihan kepada kepala sekolah dan tenaga pendidik di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara untuk mengembangkan konsep pendidikan model baru di Kota Nusantara. --Foto: ant

Di samping itu anak-anak harus mempelajari hidup kejiwaan rakyat Indonesia dengan ragam adat istiadatnya.

Dalam hal ini bukan ditiru secara mentah-mentah, namun karena bagi bangsa ini adat istiadat itu merupakan petunjuk-petunjuk yang sifat, bentuk, isi, dan iramanya telah berkembang di masyarakat.

Semboyan yang mengandung filsafat pada akulturasi kebudayaan yaitu “Asas Trikon” yang mengajarkan di dalam pertukaran kebudayaan dengan dunia luar harus terjadi 1) kontinuitas dengan alam kebudayaannya sendiri; 2) konvergensi dengan kebudayaan-kebudayaan lain yang ada; dan akhirnya 3) konsentris jika sudah bersatu dalam alam universal.

Bangsa Indonesia bersama masyarakat dunia mewujudkan persatuan dunia dan manusia yang konsentris.

Konsentris berarti bertitik pusat satu dengan alam-alam kebudayaan sedunia, tetapi masih memiliki garis lingkaran sendiri-sendiri. Inilah yang bagi Ki Hadjar Dewantara disebut suatu bentuk dari sifat “Bhineka Tunggal Ika.(*)

BACA JUGA:Begini Cara Aktivasi Identitas Kependudukan Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: