Prihatin Kondisi Ekonomi Saat ini, Fitra Desak Pemerintah Lakukan Langkah Kongkrit

Prihatin Kondisi Ekonomi Saat ini, Fitra Desak Pemerintah Lakukan Langkah Kongkrit

--

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Anggota DPRD Bangka Belitung (Babel), Fitra Wijaya mengaku prihatin dengan kondisi perekonomian Babel saat in, dan mendesak pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah di daerah agar dapat turun mengatasi perekonomian di Babel.

"Pemerintah harus ada solusi mengenai hal ini, solusi jangka panjang dan pendek, apalagi kabarnya banyak perusahaan yang merumahkan karyawan, lantaran produksi timah saat ini belum berjalan," ungkap Fitra, Jumat (29/3).

BACA JUGA:Ular Sanca 3 Meter Berkeliaran di Kandang Ayam Warga Sripemandang

Menurut Fitra, ekonomi masyarakat Babel saat ini masih ketergantungan di sektor pertambangan. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya daya beli di tengah-tengah masyarakat sehingga perputaran uang tidak begitu masif apabila dibandingkan dengan tahun lalu.

"Tak bisa kita pungkiri sebagian besar masyarakat Babel masih menjadikan sektor pertimahan sebagai sumber penghidupan bagi keluarga-keluarganya. Makanya hal ini terus kami kejar agar bisa menemukan solusi dan perekonomian masyarakat dapat pulih kembali," terang politisi Partai Gerindra ini.

BACA JUGA:Kakanwil Kemenkumham Babel Lantik Analis Kekayaan Intelektual

Jika keadaan masih tidak berubah, dirinya khawatir akan mengancam keberlangan hidup para pekerja di sektor tersebut. Dan dapat dipastikan pintu pengangguran di Babel makin terbuka lebar. Karena banyak industri timah tak beroperasi

Selain itu, Fitra Wijaya juga menyoroti minimnya rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) dari perusahaan tambang timah yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di tahun 2024 ini.

BACA JUGA:97 Personel Polresta Pangkalpinang Amankan Perayaan Wafat Isa Almasih dan Paskah Tahun 2024

Diketahui, per 26 Maret 2024 Kementerian ESDM baru mengeluarkan RKAB bagi 15 perusahaan timah. Dimana kapasitas produksi dari 15 RKAB itu diperkirakan mencapai 46.444 ton bijih timah. Kondisi ini, menurutnya, sangat jauh berbeda dibandingkan industri timah 20 tahun lalu di mana timah dalam masa puncak kejayaannya.

"Kita tidak bisa semata-mata menuduh misalkan persoalan ini karena proses penegakan hukum sehingga ekonomi down, tidak bisa juga. Tetapi ada persoalan teknis lain, yaitu antara lain misalnya kenapa pada saat ini pertimahan tidak bergerak karena RKAB pertimahan itu sangat minim yang dikeluarkan dibandingkan tahun 2023, 2022, 2021 yang RKAB-nya luar biasa. Sampai hari ini kami mendengar hanya segelintir saja perusahan selain PT Timah yang mendapat RKAB,” jelasnya.

BACA JUGA:Kajati Babel, Asep Maryono, Ciduk Terduga Mafia Tanah dan Ungkap Deposito Anak Cukong Rp 1,3 T

Oleh karena itu, Fitra berharap pihak-pihak terkait dapat meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap timah masyarakat, terutama yang berada dalam IUP-nya dan yang berada di luar IUP PT Timah.

"Yang terjadi pada sektor pertimahan di Babel, begitu berdampak terhadap merosotnya perekonomian Babel saat ini harus ada solusi konkrit dalam mengatasi persoalan tersebut," ungkapnya.(jua)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: