Bertanya Anak Pada Bapaknya

Bertanya Anak Pada Bapaknya

Syahril Sahidir--

Bahkan kalau kita mau jujur, secara internasional --dan memang menjadi isu dunia-- langkah untuk Palestina sebenarnya sangat luar biasa.  Tapi tengok dan rasakan,  bahananya tak begitu menggema di negeri ini, kalah gaung dengan kekecewaan atas keputusan MK.

BACA JUGA:Kawanku Bercerita Tentang Kawan Temannya

Itu terjadi tentu karena yang dilakukan bukan hanya penyimpangan terhadap salah satu partai yang selama ini menaunginya, tapi lebih kepada semangat reformasi yang diperjuangkan dengan air mata dan darah yang salah satunya mencegah terjadinya apalagi kesan pemaksaan pelibatan keluarga dalam urusan untuk negara.

Jangan berkelit atas nama hukum yang independen, jangan pula bersilat lidah bahwa itu jalannya karena semua berhak menentukan sikap sendiri-sendiri.  

Rakyat tahu, rakyat paham. 

Alangkah elegannya jika beliau menyatakan putra mahkota tak boleh ikut.  Tapi ya sudahlah.    

Tapi ingat, rakyat akan patuh, rakyat akan menurut, rakyat takkan melawan, selagi langkah dan kebijakan itu tak menyimpang dari koridor cita-cita dan semangat refomasi.  

Nah, ketika ada koridor yang dilangkahi, dikangkangi, apalagi dikebiri, maka rakyat takkan percaya lagi, tak respek lagi, tak peduli lagi.  dan itu adalah sikap minimal yang diperlihatkan rakyat.  

Ingat! inilah hukum tak tertulis dunia.  

BACA JUGA:Sehatkah Kita?

Ketika kredibilitas dan integritas sudah diragukan, maka rakyat akan jadi apatis.

Jangankan berbuat keliru atau berbicara keliru, berbicara dan berbuat benar pun tak didengar lagi.  

Untuk itu, guna mengembalikan tingkat kepercayaan publik agar nama yang tengah terpuruk akibat kondisi yang ada sekarang menjadi berakhir,  maka netralitas TNI/Polri, PNS, serta para pejabatlah yang menjadi kuncinya.  

Bagaimana kalau membuktikan dirinya benar-benar netral?

Bagaimanapun posisi beliau mengharuskan begitu.  Hanya saja, kondisinya tetap bapak dan anak. Jadi, senetral apapun dalam Pilpres itu nanti, sak wasangka tetap akan muncul terbuka.  Padahal  karena sudah menjadi kodratnya, seorang Bapak akan hadir untuk anaknya ketika TNI/Polri dan PNS termasuk seluruh yang berbau pemerintah benar-benar berada di posisi netral.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: