Cabai Pepper X Terpedas di Dunia, Bandingkan Dengan Cabai Kampung Bangka Belitung?

Cabai Pepper X Terpedas di Dunia, Bandingkan Dengan Cabai Kampung Bangka Belitung?

Cabai Terpedas di Dunia (Pepper X), dan Cabai Kampung Bangka Belitung.--

BABELPOS.ID.- Cabai rawit terkenal pedas.  Namun, dari sekian banyak yang pedas itu, masih ada Cabai rawit jenis tertentu yang lebih pedas.  

Untuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), dalam urusan pedas ini, warganya justru lebih percaya dengan cabai rawit lokal.  Meski kecil-kecil, namun pedasnya mengalahkah semua jenis cabai rawit yang ada yang masuk ke daerah ini.

Ketika ibu-ibu membeli cabai rawit di pasar tradisionil atau pasar modern di Babel, akan terlihat selera pedasnya.  Ada cabai rawit yang bentuknya besar-besar nyaris menyamai cabai biasa --cabai kriting-- ini termasuk cabai rawit kelas biasa.  

''Cabai rawit kampung ade dak?'' 

BACA JUGA:Teladan Terima 2000 Bibit Cabai, Siswoyo: Untuk Ketahanan Pangan Kelurahan

Itu istilah lokal menyebut cabai rawit hasil petani lokal.  'Cabai rawit kampung' ini bentuknya lebih kecil dari cabai rawit yang lain.  Demikian pula harga sedikit lebih tinggi dari harga cabai rawit yang masuk dari daerah lain.  

Ketika Guinness World Records secara resmi mengumumkan bahwa Cabai Pepper X memecahkan rekor sebagai cabai terpedas di dunia.  Apakah lebih pedas dari cabai kampungnya orang Babel?

Disebut-sebut pula cabai itu berwarna kuning kehijauan persilangan Carolina Reaper dan lada Michigan. 

BACA JUGA:Cabai Tani Serdadu Dipanen Gubernur dan Bupati

Wah, Babel juga terkenal dengan tanaman lada putihnya atau Muntok White Pepper?   Jangan-jangan karena berdekatan dengan tanaman lada (sahang) itu pula yag membuat cabai kampungnya orang Babel menjadi lebih pedas dari yang lain?

Pengujian oleh Winthrop University di South Carolina menyatakan cabai jenis baru ini memiliki rata-rata 2,69 juta Scoville Heat Unit (SHU).

Dengan prestasi ini, Cabai Pepper X berhasil mengungguli pemegang rekor sebelumnya, yaitu Carolina Reaper, yang memiliki rata-rata 1,64 juta SHU, sesuai dengan catatan Guinness World Records.

Skala SHU adalah patokan mengukur tingkat kepedasan sebuah cabai sejak dikembangkan oleh ahli kimia Amerika, Wilbur Scoville, pada tahun 1912.  Skala ini memberikan gambaran nyata tentang seberapa panas sebuah cabai dapat dirasakan oleh lidah manusia.

Agaknya, ini yang belum dilakukan untuk cabai kampungnya orang Babel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: