Begini Cara Dukun 'Kosongkan' Kandungan Timah Suatu Tempat. Pakai Sejenis Daun Lalu...

Begini Cara Dukun 'Kosongkan' Kandungan Timah Suatu Tempat. Pakai Sejenis Daun Lalu...

--

BACA JUGA:Tiga Pekerja Tambang Bangka Barat Hanyut Sampai Jambi

Pada masa dua sultan ini bijih Timah telah digali dengan intens di pulau Belitung secara tradisional dengan teknologi yang dipelajari dari penduduk di pulau Bangka, yang dikenal dengan sebutan Sumur Palembang. Penelitan yang dilakukan oleh Residen Palembang, de Heere dan Dr.I.H Crooekerit yang menyatakan di pulau Belitung sangat sedikit kandungan timahnya karena pengkopongan pasir Timah yang dilakukan oleh para dukun tanah di Belitung atas perintah depati. 

''Pengopongan terhadap Timah juga dilakukan oleh dukun-dukun di pulau Bangka atas perintah depati, batin, dan krio terutama untuk menjaga kampung dan bagian-bagian hutan dan tanah yang dilindungi untuk kepentingan tertentu dan untuk kepentingan masyarakat dari eksplorasi atau penambangan Timah oleh Belanda,'' tuturnya soal alasan pengopongan timah tersebut. 

Biasanya proses menjadikan kandungan Timah menjadi ampak dalam istilah Bangka atau menjadi kopong dalam istilah Belitung dilakukan oleh dukun dengan cara mengasalkan Timah dengan disarat melalui doa dan mantera-mantera tertentu disertai dengan penanaman jenis tumbuhan dan benda tertentu. 

Mengutip dari Derita Prapti Rahayu dalam buku “Kelekak Sejarah Bangka” halaman 264-265, proses menjadikan timah ampak atau pengopongan timah itu menurut Akhmad Elvian, dilakukan dengan Tumbuhan kumbe‟, yaitu adalah tumbuhan sejenis herba yang digunakan sebagai syarat untuk mengasal Timah. 

Proses pemasangan sarat ini tentunya diikuti dengan niat dan doa-doa atau mantra-mantra tertentu: 

“.....Men kite nyarat nak ngasal timah biase e pake‟ kumbe‟. Nya pake doa-doa lah sek....” (tokoh masyarakat Kabupaten Bangka).

Artinya: 

(.....Kalau kita menyarat ingin mengasal Timah biasanya pakai tumbuhan kumbe‟. Tentu saja pakai do‟a-do‟a.....) 

“.....Misal e di utan ne ade kumbe‟ yang tumbo nampek aek-aek. Aek ne ken ngaler dari ulu ke iler, naa.... daun kumbe‟ ne istilah e manyon maka timah-timah yang ade di iler aek akan ampak sendiri‟ ....” (tokoh masyarakat di Kabupaten Bangka). 

Artinya:

(.....Misalnya di sesuatu hutan terdapat kumbe‟ yang tumbuh dekat perairan (rawa-rawa). Airnya mengalir dari hulu ke hilir maka daun kumbe‟ ini yang istilahnya memuai maka timah-timah yang terdapat di hilir akan hampa dengan sendirinya.....). 

“.....Care urang duluk ngasal timah ne pake kumbe‟. Kumbe‟ ne macem syarat bae. Kalo‟ misal e suatu lahan yang ade timah e, men la ditanem kek kumbe‟ maka pacak ampak timah e.....” (tokoh masyarakat di Kabupaten Bangka). 

Artinya:

(....Cara orang tempo dulu mengasal timah menggunakan kumbe‟. Kumbe‟ hanya sebagai syarat saja. Kalau suatu lahan yang mengandung timah, jika sudah ditanam dengan kumbe‟ maka bisa hampa timahnya.....).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: