Ketakmungkinan

Ketakmungkinan

--

Maaf, bukan mengajarkan buaya berenang?

***

SATU hal yang perlu diingat, Pasangan Bacapres-Bacawares harus bertolak dari hitung-hitungan kemungkinan terpilihah atau tidak.  

Hitung-hitungan kemungkian menang atau tidak adalah sama artinya dengan hitung-hitungan maunya rakyat bagaimana dan kemana?

Itu pula sebabnya Anies Baswedan berani ambil resiko ketika Cak Imin menyatakan oke jadi Bacawres, meski akhirnya harus kehilangan Demokrat?  Soal ini tentu tak perlu dibahas, karena orang pasti memahami apa alasannya.

Dari sini pula, sebenarnya mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil adalah bak 'gadis cantik' yang diam-diam diincar oleh dua Bacapres yag ada sekarang ini.  Harap maklum, ketika Cak Imin masuk ke Anies, Jawa Tengah sudah ada Ganjar Pranowo, Jawa Barat adalah target berikutnya?  

BACA JUGA:Anies - Cak Imin, Kalkulasi & Nyali

Berat memang, terutama untuk Prabowo Subianto dalam memutuskan.  Karena di kubu Prabowo ada Erlangga --Ketua umum Partai Golkar-, ada juga Erick Thohir yang diusung PAN --skelaigus dikenal dekat dengan RI 1 Jokowi--.  Oh ya, ini agaknya yang membuat Cak Imin akhirnya memilih memutuskan 'menyeberang-' karena itu pasti.  Kubu Prabowo sudah ditebak akan lama memutuskan, karena terlalu banyak 'timbang-timbang anakku sayang'.

Yang bisa berbeda sebenarnya justru kubu PDIP dengan Ganjar Praowo sebagai Capres.  PDIP bisa saja memutuskan tanpa perlu mempertimbangkan partai pendukung atau koalisi.  Karena memang dari awal sudah bisa berdiri sendiri.  Pertemuam Ketua umum Megawati Soekano Putri dengan Kang Emil, bisa jadi sinyal kuat, meski tak ada pernyataan yang keluar.  

Sekiranya PDIP mengumumkan Bacawpres Ganjar adalah Kang Emil --dengan melibatkan Partai Golkar atau tidak--, ini justru menambah berat bagi Prabowo untuk menimbang.  Bukankah Tiga Jawa sudah jelas ada dimana?

Sudahlah politik itu bulat, yang kita tidak tahu bakal menggelinding kemana lagi?***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: