Ketakmungkinan
--
POLITIK itu dapat berubah dalam hitungan detik, makanya jangan berencana sehari, sepekan, apalagi sebulan?
CEO Babel Pos Grup
DULU, kewibawaan lembaga survey benar-benar menguasai peta politik negeri ini. Apa yang disampaikan oleh sebuah lembaga survey, maka itulah yang menjadi topik bahasan.
Tapi sekarang, lihatlah. Masyarakat sudah seperti tak peduli lagi. Lembaga survey mau kemana, mau apa, dan ngomong apa, EGP, emang gue pikirin?
Tambah terpuruknya citra lembaga survey di perpolitikan Indonesia untuk tahun ini dan sekarang ini, salah satunya adalah ketika Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Gus Imin atau cak Imin yang tiba-tiba 'berani menyeberang' dan menjadi Bacapres Anies Baswedan. Tak ada satupun lembaga survey yang mengemukakan kemungkinan itu. Jangan-jangan itu dianggap sebagai sebuah 'ketakmungkinan'.
Ironisnya, langkah Cak Imin itu seperti 'sepi-sepi saja' di mata lembaga survey negeri ini. Hasil survey tak berubah, baik ketika Anies --sendiri--- lalu sekarang ketika Anies + Cak Imin, hasil survey masih 'begitu-begitu' juga? Gak ngaruh tuh?
Sebegitu sepikah responden negeri ini menanggapi perkembangan yang ada dan di luar dugaan itu?
BACA JUGA:Cak Imin Terus 'Diacak-acak'
Dengan tanpa maksud mengkritisi lembaga survey, sudut dan titik pandang masyarakat terhadap lembaga survey sekarang ini sudah selayaknya menjadi perhatian para pemilik lembaga survey yang notabene bertolak dan konsep ilmiah dan keilmuan yang nyata itu.
Lembaga survey harus mengatur langkah ulang membangkitkan kepercayaan publik.
Setidaknya, jika memang hasil survey tak merubah keadaan dan itu membuat kepercayaan publik terhadap lembaga survey justru merosot, maka lembaga survey harus mencari pola dan konsep lain, misalnya mengapa posisi itu demikian? Atau ini lho penyebab hasil survey itu begini?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: