Hari ini, 110 Tahun yang Lalu. Pangkalpinang Ibukota Keresidenan Bangka

Hari ini, 110 Tahun yang Lalu. Pangkalpinang Ibukota Keresidenan Bangka

--

BABELPOS.ID.- Hari ini (3/9), 110 tahun yang lalu, ada peristiwa bersejarah di Negeri Serumpun Sebalai, khususnya berkaitan dengan Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Pangkalpinang.

Menurut Sejarawan dan Budayawan Babel, Dato' Akhmad Elvian DPMP, ECH yang juga Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia ini:

''Hari ini, tepatnya 110 tahun yang lalu, pada tanggal 3 September 1913 Masehi, Pangkalpinang ditetapkan sebagai ibukota Keresidenan Bangka menggantikan Kota Mentok. Proses serah terima pemindahan ibukota Keresidenan Bangka dari Kota Mentok ke Pangkalpinang dilaksanakan di Kota Mentok dan diserahterimakan antara Residen R.J. Boers kepada residen yang baru A.J.N. Engelenberg (RJ. Boers adalah pejabat residen sementara yang menggantikan Residen Coonen karena telah diangkat dan dilantik menjadi residen di pulau Sulawesi atau pulau Celebes),'' ujar Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesiaitu.

BACA JUGA:Sejarah Perkembangan Agama Katolik di Pulau Bangka

Dikatakan, sebelum menjadi ibukota Keresidenan Bangka, Pangkalpinang merupakan satu Onder Afdelingen dipimpin seorang controlleur atau administratur distrik (sering disebut masyarakat Pangkalpinang dengan “tuan kongsi”) bernama RJ Koppenol. Dalam melaksanakan tugas pemerintahannya Controlleur Pangkalpinang dibantu oleh seorang Demang Distrik Pangkalpinang yang pada waktu itu bernama Raden Ahmad.

Tampaknya Pangkalpinang yang awalnya hanya satu “Pangkal atau Pengkal” tempat kedudukan demang yang didirikan atas perintah Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin I Adi Kesumo (memerintah Tahun 1757-1776 Masehi) pada tanggal 17 September 1757 atau bertepatan dengan tanggal 3 Muharram 1171 H telah berkembang dengan pesat menjadi salahsatu kota ibukota keresidenan yang paling teratur (regelmatig) dari seluruh koloni Belanda di Hindia Belanda.

BACA JUGA:Sejarah Hubungan Antar Etnik di Bangka (Bagian Satu)

Pemindahan ibukota keresidenan Bangka dari Mentok ke Pangkalpinang karena letak Pangkalpinang yang strategis di tengah pesisir Timur Pulau Bangka. Pemindahan ini sekaligus memisahkan antara administrasi pemerintahan (bestuur) dengan administrasi dan pengelolaan pertambangan (tinmijn). 

''Sejak Pangkalpinang menjadi Ibukota Keresidenan Bangka dengan residennya yang pertama A.J.N.Engelenberg (memerintah pada Tahun 1913-1918 Masehi) dan karena beban pekerjaan yang berat membangun ibukota yang baru, maka beliau kemudian mengangkat Raden Ahmad sebagai demang pembantu residen (demang ter beschikking). Sebagai demang pengganti untuk Pangkalpinang, kemudian diangkat Achmad bin Kaliman yang pada waktu itu menjabat sebagai demang di Toboali,'' ujar Akhmad Elvian lagi.

BACA JUGA:Gunong Muntai (Mountain)

Setelah 20 tahun sejak tanggal 3 September 1913 menjadi ibukota Keresidenan Bangka, Kota Pangkalpinang selanjutnya menjadi ibukota Keresidenan Bangka Belitung, karena pulau Belitung dan pulau-pulau kecil di sekitarnya digabung ke dalam keresidenan Bangka pada masa Residen Starhamer HM (memerintah pada Tahun 1931-1934 Masehi). Penggabungan dilakukan atas dasar ordonansi tanggal 2 Desember 1933, Stbl.Nomor 565, terhitung dari tanggal 11 Maret 1933. “Residentie Bangka en Onderhoregheden” yang menetapkan Pulau Belitung berikut pulau-pulau lain sekitarnya menjadi “Onderafdeling” yang dikepalai Asisten Residen.(red)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: