78 Tahun (merasa) Merdeka

Ahmadi Sofyan - Penulis Buku /Pemerhati Sosial Budaya--
Dari sisi hukum, nggak usah ditanyakan lagi. Hampir seluruh kitab hukum di negeri ini masih tetap warisan produk penjajah (kompeni). Jadi, jangan heran jika hukum di negeri ini “hobi” membantai pribumi sendiri. Bahkan tentang penjarahan kekayaan alam di bumi khatulistiwa ini tidak akan pernah terjadi bila tidak ada sumber hukum yang melegitimasinya. Bahkan ideologi kita pun pasca reformasi kian menyedihkan posisinya. Pancasila sudah tergerus oleh uphoria demokrasi. Saat ini ideologi kita bagaikan permen Nano-nano alias campur baru rasanya, ada kapitalis, sekuleris, sosialis, komunis, demokratis, dan sebagainya.
Dari sisi agama, akhir-akhir ini pelecehan terhadap nilai dan ajaran agama seringkali terjadi pelecehan. Perkembangan medsos (media sosial) seringkali tidak terkendali oleh para “jama’ah-nya”. Maju teknologi, kanak-kanak mentalnya.
So, seringkali saya berpikir, jangan-jangan 78 tahun itu kita sekedar MERASA Merdeka, padahal sedang dijajah dengan cara baru sehingga kita tak pernah merdeka seperti yang dicita-citakan oleh founding fathers kita tempoe doeloe. Tak ada kata terlambat untuk berbuat. 78 tahun Indonesia (merasa) merdeka, bukan apa yang sudah diperbuat negeri untuk kita, tapi apa yang bisa kita perbuat untuk negeri ini. Apapun itu, untukmu INDONESIA, dari tengah belantara di pundok kebun pinggir sungai, saya tetap teriak: I LOVE YOU!
Salam Merdeka!(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: