Pemuda dan Moderasi Beragama

Pemuda dan  Moderasi Beragama

Yuni Iswanto , Dosen Pendidikan Agama Islam ISB Atma Luhur Pangkalpinang--

Yuni Iswanto

Dosen Pendidikan Agama Islam ISB Atma Luhur Pangkalpinang

Penguatan moderasi beragama bukanlah sebuah bentuk perjuangan sesaat. Moderasi telah tumbuh sebagai kebutuhan dan penguatan yang mengarahkan kepada persatuan. Dengan kata lain peran dari pemuda berada pada posisi yang juga penting dalam mewujudkan persatuan melalui moderasi beragama khususnya pemuda islami yang qurani. 

Dengan segala peluang dan kelebihan yang dimiliki, pemuda diharapkan mampu berbuat lebih banyak dan berkiprah dalam mewujudkan persatuan sebab tolak ukur generasi yang akan mendatang tergantung dari pemudanya yang sekarang, estafet perjuangan yang diberikan melalui pemuda yang mampu mewujudkan moderasi beragama yang baik maka dapat diharapkan juga mampu mewujudkan persatuan yang nyata dari berbagai aspek. Ibarat sebuah sumbu maka ia perlu didorong dari bawah agar mampu menyalakan api yang terang.

Moderasi beragama haruslah dipahami secara kontekstual bukan secara tekstual artinya moderasi dalam agama di Indonesia bukanlah Indonesia yang moderat, tetapi pemahaman dalam agama harus moderat karena Indonesia memiliki banyak kultur, budaya. dan adat istiadat. Dengan adanya moderasi Islam ini dapat menjawab berbagai persoalan agama dan peradaban global. Salah satu hal terpentingnya adalah muslim moderat dapat merespon dengan keras, perlu adanya peryertaan aksi damai dengan kelompok berbasis radikal dan ekstremis yang melakukan segala sesuatu dengan paksaan dan kekerasan. 
BACA JUGA:Pj Gubernur Suganda Apresiasi Disertasi Ahmadi Noor Supit

Pada tanggal 26 Juli 2023 kementerian agama kota Pangkalpinang telah melakukan launching kampung moderasi beragama yang diselenggarakan di kelurahan Air Salemba Kecamatan Gabek Kota Pangkalpinang. Dengan adanya kampung moderasi beragama ini diharapkan dapat merawat persatuan dan kesatuan serta menjadi rujukan bagi daerah lainnya yang ada di Bangka Belitung dan Indonesia Umumnya.

Peran Pemuda

Pemuda dijelaskan dalam Al-Qur’an yang mengisahkan tentang pemuda melalui kisah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua). Mereka rela meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan keluarga dan sahabatnya demi menyelamatkan aqidah kepada Allah SWT yang terdapat pada (QS. AlKahf/18: 10). (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu berdoa, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan mudahkanlah bagi kami petunjuk untuk segala urusan kami.”

Dalam ayat di atas, Allah SWT mulai menceritakan tentang kisah Ashabul Kahf kepada Rasul SAW. Dapat kita ambil hikmah bahwa seorang pemuda harus berani mengambil langkah dalam mempertahakan prinsip-prinsip yang diyakini. Sebagai generasi penerus, pemuda memiliki peranan yang sangat penting dalam menjadi persatuan dan kesatuan yang sudah ditananamkan oleh pendahulu. Adat istiadat kebiasaan yang baik yang telah dilakukan oleh orang tua harus selalu dijaga dan dilestarikan, baik dalam kontek beragama maupun konteks bermasyaakat. 

Moderasi dalam Al-Qur’an dan Hadis

Telah disepakati para pendahulu bahwasannya Al-Qur’an dan hadist merupakan sumber serta referensi utama dalam acuan semua masalah dari berbagai aspek kehidupan kita. Mengenai masalah moderasi yang begitu hangat diperbincangkan sekarang hingga membuat gema terbaru dalam berbagai media.

Lalu bagaimana Al-qur’an dann hadist memaparkan tentang moderasi itu sendiri? Terdapat dalam Al-Baqarah ayat 143 yang artinya “Dan demikian Kami telah menjadikan kamu umatan wasatan agar kamu menjadi saksi-saksi atas perbuatan manusia dan agar rasul ( Muhammad ) menjadi saksi atas perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang dahulu menjadi kiblatmu melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 
BACA JUGA:Wako Molen : Kedepan Semua RT & RW akan Mendapat JKM

Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwasannnya sikap berlebih-lebihan dalam agama akan membuat kita melepaskan dari kenikmatan jasmani dengan menahan diri dari segala kehidupan yang wajar.

HR. Bukhari Dari Abû Hurayrah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Amal seseorang tidak akan pernah menyelamatkannya”. Mereka bertanya: “Engkau juga, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Begitu juga aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya. Maka perbaikilah (niatmu), tetapi jangan berlebihan (dalam beramal sehingga menimbulkan bosan), bersegeralah di pagi dan siang hari. Bantulah itu dengan akhir-akhir waktu malam. Berjalanlah pertengahan, berjalanlah pertengahan agar kalian mencapai tujuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: