Izin Sudah Ada, Demo Bakar Taurat Batal. Pelaku: Islam Menghormati Agama Lain

 Izin Sudah Ada, Demo Bakar Taurat Batal. Pelaku:  Islam Menghormati Agama Lain

--

MESKI demo pembakaran Taurat dan Alkitab sudah mendapatkan izin dari Otoritas Swedia, namun pelaku justru mengurungkan niatnya.

---------------

AHMAD  Alloush (32), seorang pria Muslim asal Suriah yang bersiap membakar Taurat dan Injil di luar Kedutaan Israel di Stockholm, Swedia, memutuskan untuk tidak melanjutkannya. 

Dia ingin menunjukkan bahwa penganut Islam sangat menghormati agama lain. Dia sejatinya hanya ingin menunjukkan kepada dunia bagaimana perasaan umat beragama jika kitab sucinya dibakar seperti yang dirasakan umat Islam ketika Al-Qur'an dibakar di depan masjid Stockholm saat Iduladha lalu. Meski mendapat izin dari otoritas Swedia untuk demo dengan membakar Taurat dan Injil, Ahmad malah melemparkan korek api ke tanah, alih-alih membakar kitab suci umat Yahudi dan Kristen tersebut.

BACA JUGA:Kisah Penghina Nabi. Usai Dikubur, Pagi Mayatnya di Atas Tanah. Akhirnya, Dibuang

Pembakaran Taurat yang direncanakan Ahmad—yang batal dilakukan—hanya berselang beberapa hari setelah pria asal Irak; Salwan Momika, membakar halaman-halaman Al-Qur'an di depan masjid Stockholm saat Iduladha lalu. Aksi Salwan Momika memicu kecaman luas dari umat Islam di seluruh dunia. 

Sementara polisi Swedia mengklarifikasi bahwa izin protes tidak mengizinkan pembakaran kitab suci, saat ini tidak ada undang-undang di Swedia yang secara eksplisit melarang tindakan tersebut. Namun, jika demonstrasi membahayakan keamanan atau menghasut kebencian rasial, polisi berhak melarangnya.

BACA JUGA: Habis Aksi Bakar Al-Qur'an dan Hina islam. Paludan Hidup Dalam Ketakutan. Mila Prancis, Kini Menyesal

Sebelumnya, seseorang telah mengajukan permohonan untuk mengadakan aksi protes dengan cara membakar kitab suci yang akan dilaksanakan pada 15 Juli 2023, hal ini juga sudah mendapatkan izin dari pihak yang berwenang.

Kongres Yahudi Eropa (EJC) mengaku geram dan menyayangkan keputusan yang otoritas Swedia ambil.

"Tindakan provokatif, rasis, antisemit, dan memuakkan seperti ini tidak memiliki tempat dalam masyarakat beradab mana pun,” kata presiden EJC Ariel Muzicant dalam siaran pers pada 14 Juli 2023.

BACA JUGA:Viral, Kakek Sudah Bau Tanah Ini Hina Islam, Nah Kena batunya...

"Menistakan agama dan budaya orang lain adalah bentuk jelas bahwa minoritas tidak diterima dan tidak dihormati,” tambahnya. 

"Tindakan ini, berdasarkan argumen kebebasan berbicara, merupakan aib bagi Swedia dan pemerintahan demokratis mana pun seharusnya mencegah ini terjadi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: