Syawal Tonggak Peningkatan Spiritualitas dan Produktivitas

Syawal Tonggak Peningkatan Spiritualitas dan Produktivitas

--

Oleh Dr. Reniati, SE.,M.Si.
Ketua ISEI Cabang Pangkalpinang
Koordinator Provinsi Kepulauan Babel

 

Menyambut Hari Kemenangan

Baru saja kita merayakan hari kemenangan 1 Syawal 1444 Hijriyah, setelah satu bulan lamanya berperang melawan hawa nafsu dari segala perbuatan tercela maupun hati yang berselimut hal-hal yang melanggar syariat-Nya.  

Pesantren Ramadan, merupakan wujud kontempelasi diri yang sangat dinantikan bagi hamba yang beriman, maka energi positif akan terpancarkan dalam 11 bulan setelahnya, bukan selesai setelah Syawal.  Apa saja manfaat yang kita dapatkan setelah menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan?

Yang utama adalah peningkatan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt.  Keyakinan akan keberadaan Allah dan mematuhi apa yang menjadi perintahNya menjadikan kita semakin dengan dekat dan menyerahkan segala persoalan setelah tak lelah berikhtiar hanya kepada yang Maha Rahman dan Maha Rahim.  

Syawal sebagai tonggak peningkatan spiritualitas harus mampu kita turunkan menjadi bentuk perilaku keseharian. Agar kita menjadikan nilai-nilai spiritualitas sebagai landasan dalam belajar, bekerja maupun berkarya di level maupun organisasi apapun.

Nilai-nilai spiritualitas yang pertama adalah kesabaran dalam ketaatan. Ketika sedang bekerja. apapun posisi kita baik kita sebagai bawahan atau atas kita akan tetap bersabar, sebagai bawahan kita sabar dalam mengerjakan tugas sesuai dengan job description yang sudah ditetapkan begitu juga, ketika kita menjadi seorang atasan kita akan selalu mengayomi semua bawahan yang ada dalam otoritas kita sehingga mereka merasa nyaman dalam bekerja.  

Kedua bekerja dan beramal sesuai yang direncanakan, Ramadan adalah bulan mulia, penuh Rahmat dan ampunan dan waktunya sudah ditentukan oleh Allah Swt ini sama dengan saat kita bekerja harus memiliki perencanaan yang baik apalagi jika program yang akan kita realisasikan  memiliki momen-momen yang sudah ditetapkan misalnya target/capaian triwulan, semesteran atau tahunan maka kita harus bekerja dan beramal sesuai dengan yang telah kita rencanakan agar hasilnya maksimal dan berdampak maksimal untuk.

Ketiga, berlomba-lomba dalam prestasi dan taqwa. Konsep berlomba-lomba dalam prestasi dan ketaqwaan menjadi kita ingat sebuah teori Motivasi Mc.Clelland (1961)  yang membagi motivasi seseoran menjadi 3 yaitu need for achievement, need for affilitiation dan need for power.

Setelah seseorang termotivasi untuk berprestasi, maka biasanya dia akan memberikan karya terbaiknya bagi diri dan organisasinya, yang diberikan bukan sesuatu yang minimalis tapi maksimal.

Kelima strategi memanfaatkan momentum. Momentum Ramadhan sebagai ladang pahala menjadikan kita memiliki strategi untuk meraih penilaian/pahala terbaik yang sudah disiapkan oleh Allah Swt dalam hidup kita. Hal ini  sesuai dengan sabda Rasulullah dari Ibnu Abbas Radhiyallau anhu untuk memanfaatkan waktu 5 waktu sebelum datang 5 waktumu, waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan terakhir masa hidupmu sebelum datang masa matimu.

 

Nilai Spiritualitas, Komitmen Organisasi dan Produktivitas

Jadi peningkatan keimanan dan ketakwaan berdampak kepada produktivitas kita sebagai pribadi maupun secara organisasi  kenapa demikian karena nilai-nilai spiritualitas sangat berdampak kepada perilaku kerja seseorang. Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Morteza Raei Dehaghi, Masoud  Goodarzi, Zahra Karimi Arazi (2012) dalam penelitiannya The Effect of Spiritual Values on Employees’ Organizational  Commitment and Its models. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa komitmen organisasional, produktivitas dan efisiensi adalah hal yang paling krusial sebagai issue-issue fundamental dalam organisasi karena berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat.

Nilai-nilai spiritual di tempat kerja memberikan makna bahwa individu dan organisasi mempertimbangkan untuk bekerja di jalur spiritual (path spiritual) sebagai way oflife. Hasil penelitian mengungkapkan juga bahwa nilai spiritual di tempat kerja merupakan salah satu faktor terpenting yang menciptakan komitmen organisasi karyawan dan hubungan di antara mereka positif secara signifikan.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa ketika karyawan mengalami dan mendapatkan spiritualitas di tempat kerja, mereka merasa lebih dekat secara efektif dengan organisasinya, menguatkan rasa tanggung jawab dan meningkatkan loyalitas terhadap mereka, dan kurang mengindahkan komitmen yang bersifat material. Jadi spiritualitas mampu menguatkan komitmen organisasisasional dan peningkatan produktivitas sebagai dampaknya, pemimpin haruslah meningkatkan iklim spiritualitas untuk meningkatkan  komitmen organisasional  dan produktivitas pada akhirnya kinerja organisasi akan semakin meningkat.

 

Produktivitas dan Kesejahteraan Ekonomi

Produktivitas menjadi hal yang krusial didalam perekonomian, Kementrian Ketenagakerjaan RI pernah menyatakan bahwa persentase produktivitas tenaga kerja di Indonesia di angka 74,4%. Angka produktivitas ini masih dibawah rata-rata Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yaitu 78,2% . Negara tetangga kita seperti Filipina (86,3%), Singapore (82,7%), Thailand (80,1%) dan Vietnam (80%).

Dalam Islam sendiri produktivitas merujuk kepada perintah manusia untuk aktif dan produktif dalam melakukan setiap kegiatan. Menghindari waktu luang untuk bermalas-malasan dengan kegiatan yang kurang produktif, sehingga memberikan manfaat untuk banyak orang. Sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di ASEAN dan dunia tidak berlebihan jika nilai-nilai spiritual Islam sudah seharusnya mampu meningkatkan produktivitas sebagai pribadi maupun organisasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas di negara kita.

Jika diukur dengan GDP per worker employed, Indonesia masih relative tertinggal dari negara tetangga. Hal ini karena mayoritas tenaga kerja saat ini 58,78% pekerja di Indonesia masih berpendidikan rendah yaitu SMP ke bawah.

Sehingga mereka memiliki keterbatasan skill, sehingga sulit untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Oleh karena itu  mari kita jadikan Syawal sebagai tonggak peningkatan spiritualitas dan produktivitas sehingga Indonesia sebagai  mampu memiliki keunggulan bersaing dan mensejahterakan seluruh rakyatnya. Ayo kita pasti bisa!(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: