Membaca Studi Riset dengan Empirisme Knowledge, Selat Malaka, Antara Fakta dan Empirisme

Membaca Studi Riset dengan Empirisme Knowledge, Selat Malaka, Antara Fakta dan Empirisme

Erzaldi Rosman Djohan--

Potensi Udang

Berikutnya, komposisi famili sumber daya udang didominasi oleh Penaeidae (udang penaeid), dan Squilla (udang mantis). Sementara, komposisi spesies udang didominasi oleh jenis Parapenaeopsis hardwickii (udang krosok), Metapenaeus ensis (udang dogol), Parapenaeopsisi scluptilis (udang ket/loreng), dan Harphiosquilla raphidae (udang cakrek/mantis). Kelimpahan sumber daya udang berkisar antara 4,2–1.818,2 kg/km2, dengan kelimpahan rata-rata 216,9±454,6 kg. Kelimpahan tertinggi di perairan bagian utara dan barat Bagan Siapiapi (Riau).

Untuk komposisi famili sumber daya ikan pelagis didominasi oleh famili Engraulidae (teri), dan Clupeidae (sarden). Komposisi spesies ikan pelagis didominasi oleh jenis Ilisha elongate (ikan puput), Setipinna taty (teri bersisik), dan Ilisha melastoma (Indian ilisha). Kelimpahan sumber daya ikan pelagis berkisar antara 5,1–1.106,2 kg/km2, dengan kelimpahan rata-rata 163,7±293,7 kg. Kelimpahan tertinggi di perairan bagian utara Pulau Rangsang (Riau) dan timur Langsa (Aceh).

Komposisi famili sumber daya cephalopoda didominasi oleh famili Loliginidae (cumi), dan Sepiidae (sotong). Komposisi spesies cephalopoda didominasi oleh jenis Photololigo duvauceli, Niponololigo sumatraensis, dan Photololigo edulis (cumi-cumi). Kelimpahan sumber daya ikan cephalopoda berkisar antara 0,6–234,3 kg/km2, dengan kelimpahan rata-rata 91,1±77,7 kg/km2. Kelimpahan tertinggi di perairan bagian timur Langsa dan barat-utara Idi Rayeuk (Aceh).

Setelah WPP 571 ini selesai di Banda Aceh, tim peneliti selanjutnya akan melakukan analisa hasil perekaman hidro-akustik serta osenografi untuk mengetahui potensi sumber daya ikan dan kondisi habitat sumber daya di perairan ini. Berikutnya, tim akan melanjutkan survei eksplorasi laut untuk memantau potensi stok sumber daya ikan di WPP 572 di Samudera Hindia Barat Sumatera. Direncanakan, survei akan berlangsung selama 40 hari dengan melakukan pendataan di 43 stasiun oseanografi, dan 19 stasiun trawl.

Kepala BRPL Erfind Nurdin mengatakan, kapal berangkat dari Banda Aceh pada 24 Oktober dan akan tiba kembali di Jakarta pada 6 Desember 2020. Adapun, tim peneliti di WPP 572 dipimpin oleh Tegoeh Noegroho. Dalam melaksanakan survei, BRPL Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berperan sebagai pelaksana bersama dengan peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Seluruh kegiatan survei dilakukan dengan menggunakan Kapal Riset (KR) Bawal Putih III milik KKP.

Adapun, peralatan yang digunakan untuk kegiatan penelitian antara lain hidro-akustik SIMRAD EK60, jaring trawl, bongo net, plankton net, Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) untuk mengukur arus, dan Conductivity Temperature Depth (CTD) untuk mengukur suhu. Karena itu berdasarakan hasil riset tersebut maka potensi selat malaka paling tidak menjadi magnet terkuat untuk  bagi ketahanan pangan nasional bersumber dari biota laut yakni ikan dan sejenisnya. Saya kira ini perlu untuk di gali kembali dengan pendekatan riset, apa dan bagaimana upaya yang bisa maksimal dalam ketahanan pangan nasional yang sesungguhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: