Ketem Remangok Ilang Sepet
Ahmadi Sofyan - Penulis Buku/Pemerhati Sosial Budaya-babelpos.id-
“Kamu musuhan dan benci banget ya sama si pejabat A atau B?” begitu biasanya pertanyaan diberikan, yang membuat saya menghela nafas panjang. “Ngapain saya benci saya musuhi? Wong dia nggak ganggu anak isteri saya?, nggak ganggu rumah tangga saya, nggak meludahi wajah saya? kalau tidak mau dikritik ya jangan jadi pejabat. Masak saya mengkritik anak SD? Mengkritik kuli-kuli bangunan? Mengkritik Mak-Mak jualan di pasar? Mengkritik Mak-Mak yang berkeringat mencari nafkah di perkebunan milik perusahaan besar? Ya, pastinya mengkritik pengambil kebijakan dong! Wong mereka kita gaji dan fasilitasi!” begitu biasanya saya jawab bak Bung Karno lagi orasi!
***
NAH, agar tidak seperti “Ketem Remangok” kehilangan “Sepet” (Kepiting Bakau kehilangan Capit), maka jadilah pemimpin yang mendidik bawahan tidak sekedar loyalitasnya, tapi juga integritasnya. Jadilah pemimpin yang berintegritas, untuk mendapatkan bawahan yang loyalitasya sejati walau sang pemimpin tidak menjabat lagi.
Kepiting tanpa capit, tiada kekuatan sama sekali. Begitupula pemimpin yang hanya mengharapkan loyalitas tanpa integritas bawahan, akan menjadi seonggok kelucuan yang menjijikkan. Pemimpin yang hanya menerima pujian tanpa mau ada kritikan bahkan “ngireng” karena dikritik adalah tipikal pemimpin yang tidak memiliki integritas.
Salam Ketem Remangok!!(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: