Pupuk Subsidi Stop, Produktivitas Pertanian di Bateng Alami Kenaikan dan Penurunan

Pupuk Subsidi Stop, Produktivitas Pertanian di Bateng Alami Kenaikan dan Penurunan

Sajidin --

BABELPOS.ID, KOBA - Selama kurun waktu 12 bulan atau sepanjang Tahun 2022, trek produksi dan produktivitas sektor pertanian Bangka Tengah (Bateng) mengalami kenaikan, kecuali di bagian perkebunan, karena dampak pemberhentian pupuk bersubsidi.

Diketahui, saat ini penduduk Bangka Tengah memang banyak yang kembali bekerja dan menggantungkan hidup dari sektor pertanian, pasalnya dunia pertambangan di Bangka Tengah sedang tidak baik-baik saja, terutama harga timah yang murah.

"Jadi dibagian pangan, Alhamdulillah untuk tanaman padi yang belum maksimal di Tahun 2021, syukurnya di tahun 2022 sudah meningkat dari 5,1 ton per hektar sekarang 5,3 ton per hektar," ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bangka Tengah, Sajidin kepada babelpos.id di ruang kerjanya, Kamis (5/1/2023).

Dikatakan Sajidin, sentra padi di Bangka Tengah saat ini ada di Kecamatan Namang, sedangkan yang di Kerakas masih baru permulaan.

"Di Kerakas itu masih pembukaan lahan jadi produktivitasnya belum meningkat, hanya sekitar 2,4 ton per hektar, sedangkan yang di Namang bisa 5,4 hingga 6 ton per hektar, tapi insyallah ke depan secara perlahan akan kita tingkatkan padi di Kerakas," ujarnya.

Selanjutnya di bagian hortikultura, diungkapkan Sajidin juga mengalami peningkatan terutama di bagian cabai.

"Jadi karena timah sudah hampir tutup, bahkan sempat ditutup, sekarang penambang yang aslinya memang petani kembali bertani secara perlahan-lahan," ungkapnya.

"Nah untuk produksi dan produktivitas cabai mengalami peningkatan dari 8 ton per hektar meningkat 8,3 ton per hektar dan untuk cabai ini akan terus kita galakkan, karena Bangka Tengah penghasil cabai terbesar di Babel, meskipun dengan cuaca buruk dan ekstrem dan petani harus extra merawat tanaman cabai ini," jelasnya.

Ia menambahkan untuk bawang merah tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

"Sekitar 8 ton per hektar dan di Desember kemarin, Bangka Tengah dapat bantuan 9 hektar dari Provinsi, namun karena bibitnya masih muda jadi dormansi terlebih dahulu, sekitar sebulan ke depan baru bisa ditanam," ucapnya.

Sedangkan untuk perkebunan, dikatakan Sajidin produksi dan produktivitas mengalami penurunan, karena petani banyak tidak melakukan pemupukan secara intensif, karena pupuk subsidi dari bulan Juli 2022 sudah tidak ada lagi.

"Produktivitasnya memang turun, tapi yang punya modal tetap bertahan, yang mana pengehentian pupuk subsidi ini  adalah kebijakan pusat," imbuhnya. (sak/ynd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: