Jadi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi 2022, Bateng Bentuk 6 TPS Kecamatan dan 63 TPS

Jadi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi 2022, Bateng Bentuk 6 TPS Kecamatan dan 63 TPS

drg. Eva Algafry --

Ia mengatakan berbagai literatur menyatakan bahwa intervensi gizi sensitive memiliki kontribusi lebih besar yakni 70% dalam upaya pencegahan stunting.

"Menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 10% dalam waktu kurang 2 tahun merupakan upaya yang cukup berat, sehingga memerlukan keterlibatan dan dukungan dari kita semua, salah satu contoh akselerasi program kegiatan CSR untuk pencegahan dan penurunan stunting, karena ini semua bentuk menghidupkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial di tengah masyarakat," terangnya.

Penurunan stunting tidak hanya melalui pemberian tambahan gizi pada balita saja, tetapi banyak intervensi lain yang harus dilakukan seperti kecukupan zat besi pada remaja putri, ibu hamil serta kecukupan gizi pada ibu hamil untuk mencegah bayi yang lahir tidak kekurangan gizi, sehingga mencegah pertambahan angka stunting.

BACA JUGA:Meski Tak Ada Anggaran, Gebyar Anak Himpaudi di Koba Berlangsung Meriah Diikuti 2170 Peserta

BACA JUGA:HUT HIMPAUDI ke-17, Tahun Depan Bupati Wajibkan Semua OPD Anggarkan Kegiatan Hari Anak Nasional

"Pemkab Bangka Tengah bertekad untuk mempercepat penurunan angka stunting dan underweight (kurang berat badan), yang ada hubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan sinkronisasi, kolaborasi dan sinergitas antar pemangku kepentingan, baik dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dunia usaha, akademisi perguruan tinggi, LSM, media massa maupun organisasi maupun organisasi masyarakat, sehingga penurunan stunting dapat segera terwujud," ujarnya.

"Saya berharap semua pihak untuk terus menjalin kemitraan, karena kita semua punya peran dan peran kita di sini sangat penting dan Indeks pembangunan manusia (IPM) Bangka Tengah dapat meningkat," imbuhnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: