Jika Hilirisasi Belum Jalan, Ekspor Distop, Awas Gelombang PHK!
Kepala Kantor Wilayah DJPb Bangka Belitung - Edih Mulyadi- FOTO: Ilust babelpos.id-
Dampak lainnya yang mungkin terjadi yaitu penurunan penerimaan dari berbagai jenis pajak. Dampak ini kemungkinan baru akan dirasakan pada periode berikutnya. Meskipun demikian, diperlukan penanggulangan lebih lanjut dari pemerintah pusat dan daerah untuk mencari solusi alternatif penerimaan. Diperlukan juga pengawasan lebih ketat dari Ditjen Bea Cukai untuk menghindari ekspor ilegal.
BACA JUGA: Curah Hujan Tinggi, Dewan Babar Ini Mengimbau Masyarakat Waspada dan Hati-hati Berkendara
"Saat ini Kanwil Ditjen Bea Cukai sedang mengkaji terkait dampak hilirisasi timah, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Walaupun ada potensi penerimaan pajak dari ekspor, akan ada juga value added dari produk turunan timah, misalnya penyerapan tenaga kerja yang akan menambah penerimaan PPh Pasal 21," urainya.
Lebih lanjut, kata Edih, terkait perkembangan perekonomian di Babel triwulan III tahun 2022 secara y-o-y tumbuh sebesar 4,51 persen. Namun, capaian ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,72 persen. Menurut lapangan usaha, PDRD Babel didominasi oleh industri pengolahan (21,71 persen). Sedangkan menurut pengeluaran, didominasi oleh konsumsi rumah tangga (58,17 persen).
"Kemudian lapangan transportasi dan pergudangan menjadi lapangan usaha yang mengalami laju pertumbuhan tertinggi sebagai dampak pelonggaran aturan berpergian, sehingga berdampak para peningkatan jumlah penumpang angkutan darat, laut dan udara. Dari sisi pengeluaran, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi komponen pertumbuhan tertinggi, yang disebabkan meningkatnya jumlah kendaraan dan realisasi belanja modal yang berasal dari APBD," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: