Riuh Madu Riuh Kumbang

Riuh Madu Riuh Kumbang

Ahmadi Sofyan--

Tidak diindahkan alias “dak diretak-nya” surat Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi pertanyaan besar buat kita, apakah karena Bangka Belitung hanya dipimpin seorang Pj. Gubernur yang bersifat sementara? Ataukah memang ada hal lain yang berkaitan dengan kepentingan politik 2024? Ataukah memang Pemerintah Sumatera Selatan sebagai “kakak Tuo” bisa mengatur “adiknya” dalam menjalankan roda pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui “keuangan” Bank Sumsel Babel?

Dari fenomena kekecewaan dan “gerigit ati” ini harusnya kita bisa membuat celah bahwa inilah kesempatan yang tepat untuk pemerintah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersikap. Selanjutnya dengan cara urunan alias patungan, kita dirikan Bank sendiri. Bukankah bicara soal kekayaan alam dan keuangan dan jumlah pengusaha besar yang ada di negeri kita ini sangat tidak bisa disepelekan? Nanti, kalau Bank-nya sudah berdiri, terserah apa namanya, mau Bank Babel, Bank Bebal, Bank Mencadin, Bank Mawang, Bank Miun, tidak jadi persoalan, yang pasti kita berdiri diatas kaki sendiri, mengelola keuangan rumah tangga sendiri, tidak lagi ketergantungan pada “Kakak Tuo”.  Berani tidak? Ingat, pesan orangtua kita tempo doeloe, dalam melakukan sesuatu jangan hanya ramai saja, tapi hasilnya tidak ada alias “riuh madu riuh kumbang”. 

Oya, kalau Bank-nya sudah berdiri, jangan lupa nama saya masukin sebagai Komisaris. Nah Lho…?! 

Salam Komisaris!(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: