Polisi & Perempuan
Ahmadi Sofyan - Penulis Buku /Pemerhati Sosial Budaya--
Oleh: Ahmadi Sofyan - Penulis Buku/Pemerhati Sosial Budaya
“BAGAIMANA Polisi harusnya menghadapi masyarakat?” pertanyaan itu pernah disampaikan kepada saya. Dengan enteng saya jawab: “Seperti kita kaum laki-laki menghadapi kaum perempuan. Harus siap selalu salah di mata perempuan tapi kita harus tetap sayang, melindungi dan mengayomi”
Kemaren pagi (Kamis/13/2022) saya “ndilalah” mengisi birohtal (bina rohani dan mental) untuk para Anggota Polres Bangka di Masjid Al Inda yang sedang direnovasi begitu indah dan bertempat di Mako Polres Bangka.
BACA JUGA: Kejam.. Janda Beranak Dua Dibunuh Lalu Dibakar
Karena bukan Ustadz, jadi saya tidak bersedia untuk ceramah, tapi lebih suka disebut “bekisah” ala orang Bangka kepada kawan-kawan saya yang berprofesi sebagai Polisi.
Saya tak pandai menceramahin sebab saya merasa selain ilmu yang sangat-sangat dangkal (minimalis), wong saya ini jauh lebih butuh diceramahin ketimbang ceramah.
BACA JUGA: BREAKING NEWS! Ada Mayat Terlentang di Pantai Baskara Bakti
Nah, kalau “bekisah” ala orang Bangka, kita benar-benar bersedia. Dalam birohtal tersebut, saya bekisah tentang nilai-nilai kearifan lokal guna mewujudkan Polisi Humanis.
Harus kita akui, akhir-akhir ini citra Polisi memang kurang menguntungkan. Kejadian demi kejadian yang harusnya tak boleh terjadi, tidak pernah lepas dari keberadaan dan tindakan oknum Polisi.
BACA JUGA: Kondisi BPRS Babel Sekarang Jauh Beda, Radmida: Itu Kasus Lama
Misalnya yang paling terbaru kasus kematian Brigadir J yang melibatkan begitu banyak perwira tinggi Polri dan juga kasus Kanjuruhan Malang serta yang paling baru adalah tak beradabnya personil Polisi baru, yang menjilat kue Ulang Tahun TNI dengan ucapan yang bisa mengganggu sinergitas Polri dan TNI.
Mengapa selalu Polisi? Polisi adalah profesi yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, baik secara sosial maupun hukum. Oleh karenanya, kalau ada Bad Cop, itu sangat manusiawi. Tapi dengan memahami budaya lokal dan nilai-nilai kearifan didalamnya, salah satu cara untuk terwujudnya Good Cop.
BACA JUGA: Dua Penipu Berkeliaran, Modusnya Biaya Istri Melahirkan
Bagaimana dan sampai kapanpun, Polisi akan terus menjadi sorotan. Tapi disinilah “keikhlasan” profesi seorang Polisi dalam berbuat “amar ma’ruf nahi munkar” nantinya akan teruji. Polisi dibenci, tapi disisi lain dicintai. Polisi dihujat, tapi disisi lain kita berusaha dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: