Tragedi Kanjuruhan, Sepak Bola Paling Berdarah di Dunia
--
*Tragedi Hillsborough, Inggris 1989, 96 Korban Jiwa
*Panpel Abaikan Imbauan Kepolisian
*Langgar Regulasi FIFA, Pakai Gas Air Mata Dalam Stadion
*Bonek Tak Terlibat Karena Pilih Nobar
RAGEDI Kanjuruhan 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi sejarah kelam sepak bola Indonesia saat ini, dan menjadi sepak bola paling berdarah dunia.
Ratusan suporter dan dua polisi tewas setelah menyaksikan laga Arema FC vs Persebaya di stadion yang dibangun pada 1997 (dibuka pada 2004) itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Widjayanto Wijoyo menyatakan bahwa korban luka ada 191 orang.
Jumlah korban tersebut yang masuk dalam tabulasi.
"Total korban luka ada 191, itu termasuk yang luka ringan dan berat. Korban meninggal 130," katanya pada Minggu (2/10).
Dia juga menyatakan untuk pasien yang mengalami luka ringan sudah langsung dipulangkan.
Memang mengejutkan. Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur itu melampaui tragedi Hillsborough yang terkenal di seantero dunia.
Insiden tersebut bermula setelah peluit panjang dibunyikan wasit, terlihat banyak suporter tuan rumah atau Aremania merangsek masuk ke lapangan karena tidak puas dengan kekalahan tim mereka 3-2 dari rival Jawa Timur, Persebaya Surabaya.
Kondisi kian tak terkendali, polisi pun menembakkan gas air mata. Celakanya, arah tembakan tak cuma mengenai mereka yang di lapangan tapi juga yang ada di tribune.
Kepanikan pun terjadi hingga banyak korban meninggal karena berdesak-desakan dan terinjak saat berusaha mencari jalan keluar dari stadion.
Angka kematian tersebut jelas mengejutkan, pasalnya lebih besar dari tragedi Hillsborough yang juga terjadi di dunia sepakbola.
Tragedi yang terkenal di seantero dunia itu terjadi di Hillsborough, Inggris pada 15 April 1989.
Peristiwa tersebut mengakibatkan 96 orang meninggal dunia yang semuanya adalah pendukung Liverpool, yang bermula dari insiden saling berjejalan di markas Sheffield Wednesday.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: