Jelang Rekrutmen PPPK, Awas Hoax! Waspada Honorer Bodong!
Deputi bidang Sistem Informasi Kepegawaian (Sinka) BKN Suharmen- FOTO: Ilust babelpos.id-
Dia pun menyesalkan cukup banyak informasi diangkat sepotong-sepotong seolah-olah itu dari pemerintah. Suharmen mencontohkan, informasi pembukaan seleksi PPPK 2022 yang menampilkan pertanyaan pejabat BKN.
BACA JUGA: Kemenkumham Babel Optimalkan Peran Majelis Pengawas Notaris
"Yang bicara orang BKN, tetapi videonya dipotong sehingga seolah-olah benar, padahal enggak begitu kejadiannya," ujar dia.
BACA JUGA: Dinyatakan Rangking Dua Peredaran Narkoba, Pemkab Babar Tetapkan Perbup
Dia menegaskan selama belum ada informasi resmi pemerintah, semua paparan yang disampaikan dalam forum apa pun hanya berupa estimasi.
Deputi Suharmen meminta guru lulus PG maupun honorer yang baru akan ikut seleksi tahun ini sebaiknya bersabar dan menunggu informasi resmi pemerintah.
"Jangan sampai ada korban karena percaya dengan informasi yang sumbernya tidak jelas itu," ujar dia.
Waspada Honorer Bodong?
Menjelang 10 hari terakhir pendataan non-ASN di aplikasi Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengundang kecemasan di kalangan honorer. Ternyata masih banyak honorer yang belum terdata di admin instansinya.
"Tenaga honorer yang aktif bekerja, tetapi mereka terkendala di slip gaji, karena sumber gajinya dari dana sukarela," ungkap Ketua Dewan Pembina Forum Honorer K2 Tenaga Teknis Administrasi Nur Baitih.
Kondisi tersebut, lanjutnya, berbanding terbalik dengan jumlah honorer bodong yang muncul akibat permainan oknum di daerah.
Manipulasi data marak, SK honorer palsu bertambah banyak. Honorer yang sudah tidak bekerja belasan tahun tiba-tiba masuk pendataan.
"Ironis sekali honorer asli dan aktif tidak bisa masuk pendataan non-ASN. Yang bodong malah bisa masuk," kritiknya.
Nur mengungkapkan munculnya honorer bodong itu terjadi merata di daerah-daerah. Honorer yang mau membayar akan mulus masuk pendataan.
Menurut Nur, dari pembicaraan di grup forum honorer, banyak yang mengeluhkan ada di berbagai daerah melakukan hal tersebut. Sebab, rata-rata yang dimasukkan itu kebanyakan para titipan, bahkan ada juga yang berani membayar agar bisa ter-input.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: