Majelis Dzikir & Sholawat An-Nahdliyah Istighotsah Kubro 77 Tahun Indonesia Merdeka

Majelis Dzikir & Sholawat An-Nahdliyah Istighotsah Kubro 77 Tahun Indonesia Merdeka

Para santri yang mengikuti istiqosah.--

"ATAS berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

Atas dasar hal tersebut Majelis Dzikir dan Sholawat An - Nahdliyah melaksanakan Itighotsah Kubro sebagai rasa syukur untuk 77 tahun kemerdekan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan meminta pertolongan kepada Allah SWT agar kemerdekaan yang telah diperjuangkan para Ulama, Pejuang dengan berbagai latar agama, suku dan ras, serta seluruh elemen bangsa dari Sabang sampe Merauke dari Miangas sampe pulau Rote dapat memberikan memberikan kemakmuran, kesejahteraan serta keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Serta terlindungi dan dijauhkan dari segala bala bahaya.

BACA JUGA:PT Timah Tbk Bersama Baitulmaal Munzalan Indonesia Babel Sebar Beras Infaq ke Pesantren dan Rumah Tahfiz

Hal tersebut disampaikan Wahyu Gusna Ketua Panitia Istighotsah Kubro di Pondok Pesantren Nurul Muhibbin, Pangkalbalam, Pangkalpinang. Hadir dalam kegiatan itu H.M Azro' Kosim, sesepuh NU Bangka Belitung dan ratusan jamaah.

Acara dimulai selepas Isya dengan pembacaan tawasul kepada masyaikh NU dan alim ulama, dilanjutkan dengan Istighotsah serta mauidzatul hasanah dan di tutup dengan doa hingga malam hari.

BACA JUGA:Diguyur Hujan, Anak Pesantren Bateng Tetap Gocek Bola Rebutkan Piala Kasad Liga Santri 2022

Wahyu menyampaikan Majelis Dzikir dan Sholawat An - Nahdliyah merupakan gerakan kultural warga NU yang berpedoman pada Fikroh (pemikiran), Harokah (gerakan) dan Amaliah (cara beribadah) Ahlussunnah Wal Jamaah An - Nahdliyah (Nahdlatul Ulama)

Ustadz Qomarudin pimpinan Pondok Pesantren Nurul Muhibbin yang memimpin Istighotsah serta Mauidzatul Hasanah menyampaikan orang yang berjuang di jalan Allah SWT yang dibunuh dalam perjuangannya pada saat berjuang fisabilillah kemudian mati terbunuh, sesungguhnya mereka itu tidaklah mati tapi mereka itu sebenarnya hidup.

BACA JUGA:Pondok Pesantren di Bangka Barat Ikuti Kompetisi Liga Santri Nusantara 2022

"Maka Allah SWT katakan dalam Al-quran janganlah kamu katakan orang yang mati dibunuh dalam keadaan berjihad di jalan Allah itu mati, tetapi mereka adalah hidup, kamu saja yang tidak merasakan. Artinya dalam kehidupan yang tadi di dunia kemudian berpindah ke alam barzah (kubur) diberikan tambahan kenikmatan, di luaskan kuburnya bahkan walaupun mereka sudah tidak hidup di dunia tetapi malah keberkahan di dunia bersumber dari asbab jalannya mereka yg sudah berjuang tadi," jelasnya.

Disampaikan Ustadz Qomarudin pahlawan dulu berperang dengan mencabut pedang berjihadnya dengan memakai senjata. Sekarang yang masanya sudah sepi dari peperangan maka jihadnya orang sekarang sebagaimana Allah SWT katakan dalam Al- quran, jihadnya orang sekarang yaitu menuntut ilmu. Maka orang yang hadir dalam majelis dzikir di majelis ilmu dalam rangka menuntut ilmu adalah orang yang berjihad di jalan Allah SWT.

BACA JUGA:AITI Terus Salurkan Bantuan, Juga Bantu Mobil Operasional Pesantren Guntur

Dilanjutkan ustadz Qomarudin, kabar gembira yang disampaikan baginda  Rosulullah SAW untuk orang yang menuntut ilmu. Ketika kalian melihat taman - taman surga maka tempatilah taman surga itu. Yaitu majelis dzikir, majelis ilmu, majelis taklim dan lain sebagainya. Yang mana orang mengingat Allah SWT, maka itu adalah taman surga. Ada kenikmatan di dalamnya.

Muslim Ansori menyampaikan kepada jamaah bahwa kegiatan rutin Majelis Dzikir dan Sholawat An - Nahdliyah dilaksanakan setiap Jum'at malam ba'da Isya dan terbuka untuk umum. Dan setiap tiga bulan akan dilaksanakan kegiatan yang lebih besar untuk mensyiarkan Ahlussunnah Wal Jamaah An - Nahdliyah di Bangka Belitung. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: