Terdakwa Narkoba Terbukti 'Cuci Duit', Tapi Divonis Nihil?

Terdakwa Narkoba Terbukti 'Cuci Duit', Tapi Divonis Nihil?

*JPU Pikir-Pikir --

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - MAJELIS hakim PN Pangkalpinang yang diketuai  Mulyadi Ariwibowo beranggota Dedek Agus Kurniawan dan Wisnu Widodo memvonis nihil terhadap terdakwa Ashadi als Adi asal Palembang  dalam perkara tindak pidana pencucian uang (TPPU).  

Putusan yang dibaca kemarin sore itu  dikarenakan terdakwa dinilai telah memperoleh hukuman lebih  dari 20 tahun penjara pada 2 perkara narkotika sebelumnya.

Menariknya, meski  divonis nihil, majelis hakim tetap menilai terdakwa bersalah dalam perkara TPPU ini. Dimana terdakwa dinilai  terbukti  dan meyakinkan bersalah karena telah melakukan pencucian uang atas bisnis narkoba jenis sabu. 

Terdakwa juga dinilai telah melakukan pencucian uang  dengan membeli aset-aset seperti tanah.

Terkait dengan penyitaan harta benda majelis berpendapat rumah dan emas bukan dari hasil kejahatan. Sehingga dikembalikan kepada terdakwa. Sementara terkait uang-uang yang berada di rekening semua dilakukan penyitaan.

Hukuman ini sendiri berbeda dengan tuntutan JPU dari Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung sebelumnya yang menuntut penjara selama 10  tahun. 

Tak cukup di situ bagi JPU terdakwa dinilai  telah menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil kejahatan narkotika, dengan tujuan menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul harta kekayaan.

Perbuatan terdakwa Ashadi  tersebut  yang menggunakan dan mengatas namakan rekening pihak lain sebagai sarana menerima penempatan dana hasil Tindak Pidana, dalam perspektif tindak pidana  pencucian uang disebut sebagai Tipologi use of nominee.

Dengan tipologi tersebut dan dikaitkan dengan fakta-fakta di atas, nampak bahwa adanya transaksi yang mengatas namakan pihak lain padahal sesungguhnya diperuntukan untuk kepentingan diri terdakwa sendiri.

Berikut diungkapkan   pada tanggal 2 Juli 2021 sd 16 Juli 2021 sejumlah Rp 41.000.000. Pada tanggal 3 April 2020 sampai 3 Oktober 2020 sejumlah Rp 7.962.000. Pada tanggal 27 Juli 2021  sejumlah Rp 5.000.000.  Tanggal 5 April 2021 sd 5 Juli 2021 dengan total jumlah uang sebesar Rp 71.584.500.

Adapun total keseluruhan  saksi Ema Natalia telah menerima uang atau transferan (kode-K/kredit) total uang sejumlah Rp 999.800.000. Kemudian uang kejahatan  tersebut sebagian telah digunakan oleh terdakwa dan saksi Ema Natalia (istri terdakwa) untuk membeli aset-aset tanah, emas dan lainya.

Apa itu Hukuman Nihil

Lantas apa itu hukuman nihil?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: