Sinusitis: Mengenal, Mencegah, dan Menangani dengan Layanan THT di Siloam Hospitals Bangka

Kamis 20-11-2025,12:29 WIB
Reporter : Septi/Rel
Editor : Govin

BABELPOS.ID - Sinusitis merupakan salah satu penyakit yang cukup sering dijumpai dalam praktik kedokteran Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT).

Kondisi ini terjadi akibat peradangan pada rongga sinus paranasal, yaitu ruang berisi udara yang terletak di sekitar hidung, pipi, dan dahi.

Peradangan tersebut dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, maupun jamur, serta faktor non-infeksi seperti alergi dan kelainan anatomi hidung, pasien dengan keluhan pernapasan dengan gejala tersebut sering ditemui oleh dokter Herbert Mosses, Sp.THT-KL yaitu dokter spesialis THT Siloam Hospitals Bangka untuk mendapatkan pemeriksaan awal yang akurat, sehingga penyebab sinusitis dapat diketahui sejak dini.

BACA JUGA:Siloam Hospitals Kebon Jeruk Luncurkan Teknologi Bedah Robotik ROSA

Gejala sinusitis bervariasi, namun yang paling sering dialami pasien adalah hidung tersumbat, keluarnya sekret kental berwarna kuning atau hijau, nyeri atau rasa tertekan pada wajah terutama di daerah dahi, pipi, atau sekitar mata, penurunan indera penciuman, batuk yang lebih berat pada malam hari, serta demam dan rasa lelah.

BACA JUGA:Korupsi Bupati Ponorogo dan Luka yang Lebih Dalam dari Sekadar Hukum

Sinusitis dapat bersifat akut, berlangsung kurang dari dua belas minggu, atau kronis yang menetap lebih dari dua belas minggu.

Menurut dokter Herbert Mosses, Sp.THT-KL, pada sinusitis kronis gejala sering lebih ringan namun berlangsung lama dan dapat membuat pasien tidak nyaman.

Melalui layanan diagnostik di Siloam Hospitals Bangka, seperti endoskopi hidung dan CT scan sinus, pasien dapat mengetahui jenis sinusitis yang dialami sehingga terapi dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

BACA JUGA:Korupsi Bupati Ponorogo dan Luka yang Lebih Dalam dari Sekadar Hukum

Penatalaksanaan sinusitis bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan.

Pada kasus ringan, terapi konservatif seperti istirahat cukup, hidrasi, dan inhalasi uap seringkali efektif.

Obat dekongestan dan analgesik dapat membantu mengurangi gejala, sementara antibiotik diberikan bila terdapat indikasi infeksi bakteri. Untuk kasus kronis atau berulang, evaluasi lebih lanjut diperlukan.

Terapi dapat mencakup penggunaan kortikosteroid intranasal, imunoterapi alergi, hingga tindakan pembedahan endoskopi sinus bila terdapat kelainan anatomi yang signifikan.

BACA JUGA:Jaksa Agung Perintahkan Telusuri Pemodal Hingga Smelter Penampung Timah Hutan Lubuk

Kategori :