BABELPOS.ID, MUNTOK - Bangka Barat berada di posisi ketiga kasus stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sebelumnya diposisi pertama.
Kepala BKKBN Provinsi Babel, Fazar Supriadi, menyebutkan dari hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) penurunan lumayan memuaskan, dari 23,5 persen untuk tahun 2021, menjadi 20,5 persen.
"Meskipun belum mencapai target yang harus berada diangka 14 persen. Namun Bangka Barat perkembangannya sudah menunjukkan ke arah baik," ujar Fazar, usai audiensi di OR I Setda Babar, Kamis (2/2/23).
BACA JUGA:Kasus Prevalensi Balita Stunting di Babar Menurun
Dikatakannya, saat ini yang berada di posisi tertinggi kasus stunting yakni Bangka Selatan disusul Bangka Tengah.
"Yang tertinggi Bangka Selatan, kemudian Bangka Tengah dan kemudian Bangka Barat. Jadi turunnya dua, nggak jadi bos lagi bertahun-tahun," bebernya.
Meskipun kasus stunting menurun, Bupati Bangka Barat, Sukirman menyatakan belum puas. Dengan hal itu dirinya meminta OPD terkait dapat lebih menekankan angka stunting.
"Memang sudah menurun stunting, tapi jangan membuat kita lengah, kami dari pemerintah hingga ke masyarakat harus tetap memperhatikan tumbuh kembang anak mulai dari dalam kandungan hingga berakhir masa emas," ucap Sukirman.
BACA JUGA:Kampanye Gemarikan, Sasar Daerah Rawan Stunting di Babel
Selain itu, orang nomor satu di Bangka Barat ini berharap masyarakat juga dapat berperan membantu menurunkan angka stunting, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan rutin, menjaga pola makan ketika sedang hamil.
"Dan setelah lahir juga harus rutin untuk datang ke Puskesmas atau Posyandu, untuk melihat tumbuh kembang buah hatinya. Ada suplemen untuk ibu hamil dan bayi, jangan takut melakukan pemeriksaan," pesannya. (**)
BACA JUGA:Kasus Stunting di Babar Tertinggi, Fazar : Orang Tua Harus Pantau Perilaku Anak-anak