“Sebagaimana harapan ketua DPR RI Puan Maharani, tentu kita semua juga menaruh harapan besar terhadap tiga perempuan komisioner Komnas HAM yang baru terpilih tersebut untuk melakukan kinerja dan menghasilkan keputusan yang berperspektif gender,” kata Amalia.
BACA JUGA: Kinerja Puan Maharani Dinilai Jadi Faktor Kepuasan Publik Terhadap DPR RI Terus Naik
Dengan makin maraknya kasus-kasus kekerasan yang dialami perempuan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), terpilihnya Ketua Komnas HAM perempuan dinilai membawa angin segar terhadap keberpihakan lembaga tersebut terhadap perempuan.
BACA JUGA: Ketua PBNU Puji Kepedulian Puan Maharani Terhadap Umat Islam
Perempuan yang tengah menempuh pendidikan doktoral di University of Sydney, Australia ini sepakat dengan pernyataan Puan yang menyebut terpilihnya Atnike Nova Sigiro sebagai ketua Komnas HAM, diharapkan dapat membuat hak-hak perempuan Indonesia semakin terjamin.
BACA JUGA: Merasa Diperhatikan, Nelayan di Cirebon Doakan Puan Maharani Jadi Presiden
Amalia meyakini dengan semakin banyaknya perempuan yang menjadi pemangku kepentingan, hal tersebut dapat meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
“Setelah ini, tahapan yang tidak kalah penting adalah pembangunan sinergisitas di antara mereka,” ungkapnya.
DPR saat ini banyak memberikan perhatian terhadap isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang merupakan salah satu target dari tujuan pembangunan berkelanjutan. Salah satu buktinya, menurut Amalia, adalah dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TKPS).
Amalia mengatakan Puan juga ikut berperan besar atas lolosnya UU TPKS, karena selalu mengawal dan memperjuangkan UU itu.
“Kondisi ini menunjukkan konsistensi seorang ketua dewan perempuan untuk menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan yang semakin marak terjadi,” urainya.
Meski begitu, Amalia menyayangkan masih banyak dan seringnya lembaga atau institusi lain yang menempatkan perempuan sebagai warga negara kelas dua. Akibatnya, perempuan harus mengemban beban ganda ketika ia harus bekerja di luar rumah.
“Perempuan juga masih mengalami pelabelan/stigmatisasi di lingkungannya sehari-hari. Cara berpakaian maupun perilaku perempuan kerap dijadikan alasan ketika ada perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual,” ucap Amalia.
Sebelumnya, Puan memimpin rapat paripurna DPR soal pengesahan anggota Komnas HAM terpilih Periode 2022-2027, Selasa (4/10/2022). Puan berharap semua anggota Komnas HAM terpilih dapat menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Puan pun mengapresiasi terpilihnya Atnike Nova Sigiro sebagai ketua Komnas HAM menggantikan Ahmad Taufan Damanik. Atnike menjadi perempuan pertama yang terpilih sebagai ketua Komnas HAM.
“Semoga dengan terpilihnya ketua Komnas HAM perempuan, hak-hak perempuan Indonesia semakin terjamin,” harap Puan.(red)