Forum BBM Dukung Tindakan Kepolisian Hadapi Unras Anarkis

Forum BBM Dukung Tindakan Kepolisian Hadapi Unras Anarkis

Subri--

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Ketua Forum Bangka Belitung Menggugat (BBM), Subri mengecam keras pernyataan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Pangkalpinang yang menyebutkan kericuhan yang terjadi saat aksi unjuk rasa (Unras) Aliansi Tambang Rakyat Bersatu (ATRB) di Kantor PT Timah Tbk pada Senin, 6 Oktober 2025 lalu diduga dipicu oleh tindakan aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata ke arah massa.

Menurut Subri, pernyataan yang disampaikan Ketua AJI Pangkalpinang, Hendra di beberapa media online tersebut tidaklah benar. 

BACA JUGA:Pemkot Pangkalpinang giatkan gerakan pangan murah kendalikan inflasi

Polisi, kata dia, sudah menjalankan tindakan yang sesuai standar operasional prosedur (SOP) kepolisian. 

"Saya pikir, tindakan kepolisian sudah benar dan profesional. Karena saya melihat secara langsung di lapangan saat unjuk rasa. Jadi apa yang sudah dilakukan kepolisian itu sudah benar, kita mendukung tindakan represif yang dilakukan oleh kepolisian terhadap massa unjuk rasa yang anarkis," kata Subri kepada wartawan, Selasa (7/10/2025). 

BACA JUGA:PLN Siapkan Pengamanan Pasokan Listrik Berlapis untuk Rangkaian Kegiatan Presiden RI di Bangka Belitung

Subri mengatakan, berdasarkan fakta dilapangan, tindakan tegas yang dilakukan kepolisian diawali massa yang mulai anarkis.

Massa, menurutnya, mendobrak pagar dan melempar air minum kemasan dan botol minuman beling dan kayu bahkan batu. 

Saat itu, dikatakan Subri, aparat tetap bertahan dengan tangan kosong. Selain itu, para korlap aksi di lapangan menahan massa agar massa sabar dan tidak melakukan pelemparan serta tidak berlaku anarkis sambil menunggu Dirut PT Timah Tbk datang.

BACA JUGA:Pinjam Sepeda Untuk Beli Rokok, Malah Digelapkan, Akhirnya Begini

Hanya saja, lanjut Subri, massa yang ribuaan orang itu sudah brutal dan tidak terkendali tetap melakukan pelemparan terhadap aparat dengan batu kayu botol minuman dan beling. Hal inilah yang menyebabkan dilakukan tindakan represif berupa penyemprotan water canon dan massa masih tetap menyerang kemudian aparat melakukan penembakan gas air mata. 

"Saya sebagai masyarakat yang melihat langsung kejadian merasa tidak sepakat dengan berita yang disampaikan oleh Hendra Ketua AJI Pangkalpinang, karena polisi hanya menjalankan tugas. Kalau mau saling cari salah, kami siap mencari bukti-bukti di lapangan," tegas Subri. 

BACA JUGA:Sosialisasi DTSEN di Bangka Tengah, Wabup Dorong Kolaborasi untuk Bantuan Sosial Tepat Sasaran

"Saya sudah investigasi langsung ke lapangan dan siap memberikan bukti bahwa awal kericuhan dipicu massa yang anarkis, setelah beberapa tahapan barulah aparat mengeluarkan semprotan water canon dan gas air mata, hal ini dilakukan untuk mencegah aksi yang lebih brutal dan kerusakan yang lebih besar," pungkas Subri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: