QRIS Tap: Jelajah Rasa dengan Kecepatan Digital

QRIS Tap: Jelajah Rasa dengan Kecepatan Digital

Imam Zulfian --Foto: ist

Oleh : Imam Zulfian

Analis Yunior, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

___________________________________________

Bangka Belitung, selain surga wisata-budaya, juga menyimpan kekayaan kuliner dan cita rasa. Timah sebagai salah satu komoditas unggulan perekonomian di Bangka Belitung, juga merupakan salah satu penghasil rempah terbesar - Tsahang (Lada). Berbagai warisan kuliner lokalnya dominan berempah dan dikenal luas. Sebagai contoh, Lempah Kuning rasa kecut pedas, Gangan dengan citarasa gurih segar, hingga Kopi Manggar yang ikonik dari pantai timur Pulau Belitung. Terlebih lagi, di era modern yang serba mudah dan sat set, warisan budaya Bumi Serumpun Sebalai akan lebih cepat dinikmati konsumen lokal maupun mancanegara. 

Dulu, menikmati kuliner autentik ini butuh effort luar biasa. Pengunjung harus menyediakan uang kertas dan receh, karena penjualnya tidak cashless. Namun hadirnya pembayaran nontunai merubah paradigma kehidupan: kini belanja kuliner lokal semudah membayar dalam genggaman. Berawal dari budaya tukar uang kembalian, menjadi semudah scan, validasi PIN, selesai! Sebuah manifestasi budaya dan digitalisasi, kita dapat mencicipi lemaknya kuliner Bangka Belitung, sekaligus mendorong digitalisasi.

Tren ini sejalan dengan perkembangan transaksi QRIS yang semakin tumbuh positif. Hingga Agustus 2025, QRIS tumbuh pesat dengan jumlah pengguna mencapai 57,6 juta orang, termasuk 40 juta merchant terlibat (93% didominasi merchant Usaha Mikro). Volume transaksi QRIS mencapai 8,86 miliar kali transaksi. Belum lagi berbicara QRIS yang sudah ekspansi ke negeri jiran hingga Jepang, semakin lengkap milestone dan capaian positif untuk gerbang promosi cita rasa antar negara. Lempah Kuning, Gangan, dan Kopi Manggar harapannya tak lagi hanya dinikmati warga lokal saja, tapi dapat dilirik turis mancanegara.

Inovasi terbaru dari QRIS kini juga telah hadir di Bangka Belitung – QRIS Tap. Kombinasi QRIS dengan fitur Near Field Communication (NFC) pada smartphone digadang mempercepat proses pembayaran. Awal mula peluncurannya, QRIS Tap hadir mendukung transaksi konsumen dengan mobilitas tinggi, seperti transportasi umum dan belanja ritel. Meluas hingga sektor kuliner, masyarakat Bangka Belitung kini sudah bisa menikmati revolusi pembayaran digital ini di berbagai merchant UMKM, terutama sektor kuliner lokal. Belanja QRIS di gerai makanan memang sudah menjadi rahasia umum, tapi dengan QRIS Tap, masyarakat semakin one step forward ke arah inovasi pembayaran digital. Kehadiran inovasi QRIS Tap melengkapi wujud kontras yang menarik: bahwa teknologi tidak menghilangkan kearifan lokal melainkan mendukung pelestariannya.

BACA JUGA:Mendorong Pariwisata Babel: Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Transformasi Daerah

BACA JUGA:Menjaga Motivasi Pegawai Pemerintah Ditengah Kebijakan Efisiensi

Bagaimana aturan dan kondisinya? Pertama, pastikan smartphone Anda sudah memiliki fitur NFC (hanya Android), dan pastikan merchant kuliner yang dituju sudah memiliki mesin reader QRIS Tap. Sebagian Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) atau perbankan di Bangka Belitung telah menyediakan mesin QRIS Tap, meskipun sebagian lainnya masih dalam tahap pengembangan. Kedua, pastikan nama merchant kuliner, dan jumlah/nominal transaksi yang di input sesuai dengan rekapitulasi pembayaran: Hal ini penting untuk rekonsiliasi di masa depan. Terakhir, jangan pernah membagikan data pribadi Anda, termasuk PIN mobile banking maupun data diri seperti KTP, email, dan informasi lainnya kepada orang lain termasuk merchant QRIS. 

Meskipun keunggulannya sudah mutlak, apakah QRIS Tap sudah layak diimplementasikan? Tentu masih terdapat beberapa dilema. Faktanya, implementasi QRIS ”konvensional” saja masih banyak tantangan. Sehingga, jika ingin naik level ke QRIS Tap maka butuh akselerasi yang lebih tajam. 

Kesiapan infrastruktur digital menjadi kunci kesuksesan QRIS Tap di masa mendatang. Ini erat kaitannya dengan kualitas jaringan internet, kesediaan gadget, hingga infrastruktur penunjang lainnya. Dibutuhkan kolaborasi yang baik antara pemerintah, Bank Indonesia, perbankan, dan seluruh elemen masyarakat dalam memainkan peran masing-masing. Pemerintah berperan dalam memperluas infrastruktur digital di daerah, khususnya mengurangi wilayah blankspot. Regulator bersama perbankan harus terus konsisten dalam mengedukasi masyarakat secara masif, serta memastikan stabilitas sistem pembayaran berjalan dengan baik. 

Keberhasilan adopsi QRIS Tap juga ditentukan oleh masyarakat yang memegang andil  besar sebagai end user. Tidak hanya dengan kapabilitas, kualitas, dan kompetensi dalam bertransaksi QRIS Tap, namun juga kepercayaan dan persepsi masyarakat sebagai konsumen yang harus selalu dihadirkan dalam bentuk kegiatan dan program yang positif. Ini erat kaitannya dengan edukasi  pelindungan konsumen untuk mendukung consumer empowerment. Semakin masyarakat teredukasi, tanggung jawab dan awareness melindungi diri dari risiko siber akan meningkat. 

Jika dibarengi optimisme dan langkah positif, QRIS Tap di masa depan dapat menjadi wahana jelajah rempah Bangka Belitung semudah genggaman tangan. Namun jika pengembangannya tidak serius, risiko siber lebih luas dapat bermunculan yang akan memengaruhi keamanan bertransaksi masyarakat. Pentingnya kolaborasi berbagai pihak khususnya pemerintah, Bank Indonesia, perbankan, dan otoritas dalam mewujudkan upaya perluasan QRIS Tap, tidak lupa upaya pelindungan bagi konsumennya. Bukannya tidak mungkin suatu hari nanti, bahkan belanja di pedagang kaki lima maupun pasar tradisional cukup dengan QRIS Tap. Ini semua tinggal menunggu waktu, doa dan upaya kita semua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: