Ada Kebun Sawit di Tengah Sawah Rias, Pengairan Kering, Panen Anjlok

Ada Kebun Sawit di Tengah Sawah Rias, Pengairan Kering, Panen Anjlok

Dari foto citra satelit tampak kehijauan pohon sawit di tengah areal sawah.--Foto: Ilham

BABELPOS.ID, TOBOALI - Perubahan alih fungsi sejumlah lahan di sekitar area persawahan Air Pairem, Desa Rias, Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) menjadi kebun sawit mulai mendapat keluhan petani terdampak. 

Petak sawah yang berdampingan dengan kebun sawit tersebut mengering dalam 2 sampai 3 hari. Selain itu hasil panen yang juga sangat berpengaruh. Padahal area persawahan di Desa Rias itu merupakan lahan untuk pertanian, apalagi sawah Rias juga menjadi lumbung swasembada pangan terbesar di Bangka Belitung.

Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan Perikanan (DPPP) Basel mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan lebih lanjut terhadap status lahan tersebut, baik secara lapangan maupun administrasi. 

"Kita akan lihat dulu di peta LP2B-nya, masuk atau tidak. Tidak bisa serta-merta semua lahan di pinggir sawah tidak boleh dimanfaatkan untuk hal lain," kata Risvandika saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp, Jum'at (02/05).

"Terkait kekhawatiran soal sumber air yang digunakan untuk mengairi sawah, Dinas Pertanian menyatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU), khususnya bagian Sumber Daya Air (SDA), guna memastikan tidak ada gangguan terhadap sistem irigasi dan kebutuhan air pertanian di sekitarnya," imbuhnya. 

BACA JUGA:Petani Rias Tak Bisa Ambil Pupuk Subsidi, Aplikasi Ipubers Jadi Masalahnya

BACA JUGA:Polemik Limbah Dipengairan Sawah Rias Akibat Tambang Ilegal, Tahang : Pelakunya Ditindak Tegas

Sementara itu, Petani yang terdampak langsung atau bersebelahan dengan perkebunan Sawit tersebut Angga, menyebut, pihaknya sudah berulang kali mengeluhkan adanya pohon sawit yang mengakibatkan mereka hampir gagal panen. 

"Kami ini sudah mengeluh atas adanya pohon sawit di persawahan ini, lebih parah lagi kami hampir gagal panen karena air yang terus mengering karena diserap oleh pohon sawit ini," terangnya.

"Ini saja ada 4 petak sawah panennya hanya 29 karung setelah dicombine. Artinya inikan sangat berdampak sekali," keluhnya.

Selain itu, hama seperti tikus yang banyak datang dari kebun sawit juga sangat mengancam. 

Petani juga merasa aneh dengan pohon sawit di tengah-tengah persawahan. Padahal desa Rias sudah mulai dilirik untuk menjadi lumbung pangan secara nasional dan juga lumbung pangan terbesar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Kami berharap segera ditindak lanjuti, mau sampai kapan petani hanya makan janji-janji akan ditindak lanjuti," pungkasnya.

BACA JUGA:Empat Sawah Balai Benih Desa Rias Terendam dan Tercemar Limbah, Diduga Limbah Tambang Ilegal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: