Dikenal Banyak Kesibukan, Putra Bangka yang Jadi Rektor UMY Ini Tetap Produktif Riset dan Menulis Jurnal
Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc.--Foto: ist
BABELPOS.ID - Meski memiliki banyak jabatan dan kesibukan, Prof. Achmad Nurmandi dikenal sebagai akademisi yang aktif melakukan riset dan menulis jurnal. Banyak jurnal putra Bangka kelahiran Belinyu itu yang dipublikasikan dan terindeks internasional.
Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang baru dilantik 30 Desember 2024 lalu, memiliki H-Index Scopus 13, dengan total 178 dokumen terindeks di Scopus dan 717 sitasi.
H-Index ini mencerminkan produktivitas luar biasa serta dampak signifikan dari karya-karya ilmiahnya dalam komunitas akademik global. Atas kontribusi aktifnya di dunia akademik global, Prof Nurmandi kemudian diundang untuk menjadi Visiting Professor di National University of Singapore (NUS) yang merupakan universitas peringkat nomor 1 di Asia dan nomor 8 di dunia berdasarkan QS World University Rankings tahun 2025, Visiting Professor di Korea University yang pada Tahun 2024 menduduki peringkat universitas terbaik nomor 79 dunia serta universitas di Thailand dan Filipina.
Prestasi ini juga menegaskan kontribusi besar Prof. Achmad Nurmandi dalam mendorong kemajuan pengetahuan, khususnya di bidang Ilmu Pemerintahan, yang terus berkembang melalui penelitian dan publikasinya.
BACA JUGA:Membanggakan! Putra Bangka Jadi Rektor di Jogja
BACA JUGA:Rektor UBB : Pentingnya Edukasi Literasi Pilkada Damai Bagi Pemilih Gen-Z
Beberapa diantara jurnal Prof. Nurmandi yang dipublikasikan dan memiliki jumlah sitasi yang tinggi antara lain;
- Global policy responses to the COVID-19 pandemic: Proportionate adaptation and policy experimentation: A study of country policy response variation to the COVID-19 pandemic
- Social capital and disasters: How does social capital shape post-disaster conditions in the Philippines?
- Social media in aid of post disaster management
- Making e-procurement work in a decentralized procurement system: A comparison of three Indonesian cities
- Indonesia’s swift securitization of the Natuna Islands how Jakarta countered China’s claims in the South China Sea
- Bureaucratic inertia in dealing with annual forest fires in Indonesia
- To what extent is social media used in city government policy making? Case studies in three asean cities
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: