Ketum AWI Lantik AWI Babel, Beri 3 Resep Peningkatan Mutu Pendidikan yang Berkesinambungan

Ketum AWI Lantik AWI Babel, Beri 3 Resep Peningkatan Mutu Pendidikan yang Berkesinambungan

--

“Kita harus menjangkau ini, berjalan dan bekerja sama bersama-sama ke arah sana termasuk bersama komunitas. Karena kita tidak cukup hanya dengan mengandalkan dengan media masa, atau narasi-narasi pidato para pejabat atau diklat , tetapi juga melalui komunitas yang bergerak dalam bidang pendidikan, yang mampu memberikan kontribusi dan  menjadi bagian tak terpisahkan dalam ekosistem peningkatan mutu pendidikan.

Resep berikutnya menurut Harris, adalah perlunya penjaminan dan kesinambungan politik, kesinambungan anggaran, dan kesinambungan pedagogik. Dengan kesinambungan politik akan ikut membantu khusunya memberikan harapan juga di level daerah yakni melalui berbagai program pembaharuan dari peraturan bupati, walikota ataupun perda maupun pergub. 

Ini adalah upaya yang harus ikut didukung bahkan ikut diperkuat termasuk oleh BPMP melalui tugas AWI untuk melakukan lobi-lobi, sehingga memungkinkan tercapainya target-target peningkatan mutu pendidikan di daerah melalui kesinambungan politis. Sebab politik itu hukumnya besi, ringan tetapi dampaknya besar.

“Saya yakin kalau misalnya di daerah tersebut pelaksanaan sekolah penggeraknya juga sudah di-perda-kan, maka akan aman dalam melakukan langkah-langkah berkelanjutan berikutnya untuk peningkatan mutu pendidikan di daerah khususnya,” tambahnya.

Pentingnya pula menciptakan kesinambungan anggaran yang telah di-pergub-kan, di-perwako-kan, sehingga harapannya untuk penganggaran dalam upaya peningkatan kualitas mutu pendidikannya anggarannya juga tersedia dengan baik dan dapat berjalan lancar. “Saya pikir kesinambungan anggaran ini sangatlah penting, minimal sudah diperkuat dengan adanya  surat edaran kepala dinas untuk pelaksanaan program sekolah penggerak atau program rapor pendidikan,” ujarnya. 

Dan yang terakhir adalah pentingnya kesinambungan pedagogik, karena pembaharuan-pembaharuan untuk peningkatan mutu pendidikan juga harus berasal dari kekuatan haqqul yaqin yang dimiliki oleh guru, kepala sekolah dan para pelaku transpormasi pendidikan di level sekolah.

Sebab kalau komponen ini sudah haqqul yaqin, maka apapun yang terjadi diatas selanjutnya, huru-hara atau pergantian pemimpin, raja dan sebagainya, maka tidak akan berpengaruh. Karena apa yang dilaksanakan oleh para keluarga sekolah atau guru ini adalah sesuai dengan pemahaman living curriculum atau kurikulum hidup itu yang ada di kepalanya, dalam bentuk kurikulum merdeka, kurikulum 13, KTSP dan sebagainya.

Kepala sekolah juga merupakan frontline atau garda terdepan dalam membangun kesinambungan peningkatan mutu pendidikan, selain juga perlu didukung oleh kolaborasi orang tua, sekolah dan masyarakat dan 5 komponen intervensi dalam sekolah penggerak.

"Dengan 3 kesinambungan ini, maka upaya peningkatan mutu yang dilakukan, tidak akan patah-patah lagi, atau setiap ganti rezim, maka tidak harus membuat kita mulai dari nol lagi. Disinilah peran AWI juga harus benar benar ikut berkontribusi, mengemban tugas pengabdian ini secara sukarela terhadap beban peningkatan mutu pendidikan,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: