Dinilai Bawa Dampak Positif, Pembangunan STIAKIN di Babel Dapat Dukungan dari Masyarakat

Dinilai Bawa Dampak Positif, Pembangunan STIAKIN di Babel Dapat Dukungan dari Masyarakat

Visualisasi master plan STIAKIN Babel.--

BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Rencana Pendirian Sekolah Tinggi Agama Konghucu Negeri Negeri (STIAKIN) Kepulauan Bangka Belitung tepatnya di kawasan Tanjung Bunga Kelurahan Temberan Kecamatan Bukit Intan Pangkalpinang mendapat respon positif dari sejumlah kalangan masyarakat

Bahkan mulai dari perangkat kecamatan, kelurahan, karang taruna, LPM, tokoh agama hingga tokoh masyarakat setempat telah sepakat agar pembangunan STIAKIN bisa segera dilaksanakan. 

BACA JUGA:Segini Total Peserta Didik yang diterima Dindikbud Basel di PPDB 2024

Pasalnya, masyarakat menilai pembangunan yang menelan biaya senilai Rp45 miliar lebih bersumber dari APBN tahun 2024 itu akan membawa dampak positif bagi masyarakat baik di bidang sosial, budaya maupun ekonomi serta  masyarakat juga akan semakin diberdayakan. 

Seperti yang disampaikan Ketua Karang Taruna Kecamatan Bukit, Ferry Firdaus bahwa dari awal pihaknya bersama masyarakat setempat menyambut baik rencana pembangunan STIAKIN yang berada di RT 1 Kelurahan Temberan Kecamatan Bukit Intan Kota Pangkalpinang. 

BACA JUGA:Spanyol Tak Takut Jerman, Rodri: Kami Datang Untuk Menang

"Tidak ada alasan kami menolak pembangunan STIAKIN. Karena layaknya seperti pembangunan Universitas Bangka Belitung di Desa Balunijuk, kini kawasan tersebut kian berkembang. Makanya, kami yakin kawasan Temberan dan sekitarnya juga akan berkembang dengan hadirnya STIAKIN," kata Ferry yang juga didampingi Ketua Karang Taruna Temberan Firman dan LPM Temberan Arif kepada Babel Pos, Jumat (5/7/2024). 

Hanya saja, dikatakan Ferry, pihaknya sangat menyayangkan saat ini munculnya pro dan kontra terkait pembangunan tersebut. Bahkan diakuinya, dalam proses pembangunan STIAKIN, lembaga-lembaga baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan seolah-olah menjadi bulan-bulanan antara pro-kontra tersebut. 

BACA JUGA:Siap Hadapi Prancis, Ini Strategi Pelatih Portugal

Ferry mengutarakan, dari awal kegiatan capacity building STIAKIN di Asrama Haji beberapa waktu lalu, tidak ada pernyataan setuju atau pun tidak setuju, hanya memaparkan toleran dan intoleran hingga hari terakhir. 

Selain itu, kata dia, pihaknya pun tidak mendapatkan gambaran seperti apa bentuk sekolah, program sekolah dan lain-lain terkait rencana kegiatan. Sementara disisi lain masyarakat mulai ramai dengan rencana pemerintah tersebut, sehingga terjadilah audiensi masyarakat yang menolak Kementerian Agama Provinsi Bangka Belitung selaku pemegang kebijakan pembangunan tersebut. 

BACA JUGA:Begini Cara Dinas Perikanan Bangka Ajak Masyarakat Makan Ikan

"Jadi dalam audiuensi Kemenag menampilkan slide dokumentasi kehadiran capacity building kelembagaan yang di undang. Setelah audiensi, kami menjadi sorotan masyarakat yang menolak dan sering di ajak diskusi. Didalam diskusi juga kami konsisten menyatakan kami bagian dari lembaga pemerintahan kelurahan dan kecamatan di ikut serta dalam pembangunan pemerintah pusat hingga daerah. Tidak ada penyataan persetujuan maupun penolakan, kami welcome apa menurut pemerintah itu baik," tutur Ferry. 

Lanjut Ferry, secara pribadi dan keorganisasian, pemerintah telah melihat kultur dan budaya Bangka Belitung untuk menjalankan amanat Undang-undang dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, katanya, dengan rasa keadilan umat Khonghucu juga punya hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: