Empat Tahun Terakhir, Ada 175 Siswa SD di Bangka Tengah Putus Sekolah

Empat Tahun Terakhir, Ada 175 Siswa SD di Bangka Tengah Putus Sekolah

--ist--

BABELPOS.ID, KOBA - Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), angka putus sekolah siswa SD/MI di wilayahnya mencapai 175 siswa per periode 2020 hingga 2023.

Pada 2020 hingga 2021, terjadi tren angka putus sekolah meningkat di Bangka Tengah pada tingkat SD/MI dengan rincian 31 siswa tahun 2020 dan 59 siswa tahun 2021, kemudian turun pada tahun 2022 sebanyak 57 siswa dan kembali menurun di tahun 2023, tercatat ada 28 siswa yang putus sekolah.

BACA JUGA:Buka Workshop Cegah Bullying, PJ Bupati: Semoga Bermanfaat untuk Pelajar dan Pendidik

"Adanya tren putus sekolah ini, dikarenakan efek dari Covid-19, maka hal ini ingin kita tangani," ucap Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Bangka Tengah, Esdras Silverius, Selasa (27/2/2024).

Kata Esdras, selain dampak Covid-19, faktor ekonomi juga menjadi pemicu anak-anak di Bangka Tengah putus sekolah.

BACA JUGA:75 PPIU dan PIHK se- Babel Dapat Pembinaan dari Direktur Bina UHK Kemenag RI

"Faktor ekonomi juga, mereka membantu keluarga untuk ke kebun, ke laut, dan tambang dan berakhir tidak lagi kembali ke satuan pendidikan," ujarnya.

Menyikapi hal tersebut, pemerintah Kabupaten Bangka Tengah melalui Dinas Pendidikan sudah membangun Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) hingga membuka SMP Terbuka pada tahun 2024.

BACA JUGA:Tindak Lanjut MoU, Deputy UniMAP Sambangi Unmuh Babel

"Tahun ini kita konsen untuk pencegahan putus sekolah di tingkat SMP. Tahun 2024 ini, kita ada program untuk membuka SMP Terbuka, yang di usia 13 sampai 18 tahun, termasuk anak drop out dan putus sekolah," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Iskandar mengakui angka putus sekolah di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) masih cukup tinggi.

BACA JUGA:Pantau Kesehatan Kamu dengan Samsung Galaxy Fit3, Harganya Cuma Segini

"Masih cukup tinggi, terutama saat pandemi Covid-19 kemarin, tapi setelah pandemi perlahan-lahan sudah bisa ditekan," terang Iskandar.

Terpisah, Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman menuturkan bahwa perihal putus seolah ini berkaitan dengan ketidakmampuan ekonomi dan ketidakpahaman dari orang tua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: