Antisipasi Kasus Kekerasan, SMPN 1 Koba Gelar Sosialisasi Bersama Ortu

Antisipasi Kasus Kekerasan, SMPN 1 Koba Gelar Sosialisasi Bersama Ortu

--

BABELPOS.ID, KOBA - Perdana di tahun 2024, SMPN 1 Koba mengadakan kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanganan tindakan kekerasan di sekolah serta penguatan keterampilan dasar Dukungan Psikologis Awal (DPA) kanti bekisah dalam mengwujudkan sekolah ramah anak di Ruang Pertemuan Lantai 2 SMPN 1 Koba, pada Selasa (6/2/2024).

Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, Selasa hingga Rabu, 6-7 Februari 2024, yang mana pada hari pertama melibatkan perwakilan orangtua murid kelas 7 dan 8 SMPN 1 Koba yang memiliki kepedulian yang tinggi, dan hari kedua melibatkan murid kelas 7 dan 8 SMPN 1 Koba serta murid dari sekolah lain.

Kepala SMPN 1 Koba, Hana Meilani mengungkapkan kegiatan ini merupakan bagian dari program pencegahan penanganan kekerasan di sekolah.

BACA JUGA:Sambut Imlek 2575, IBB Berbagi Angpao untuk Lansia

BACA JUGA:Kinerja Ekspor Timah Melambat, Ekonomi Babel 2023 hanya Tumbuh 4,38 Persen

"Program ini untuk mencegah pembullyan, kekerasan fisik, kekerasan verbal maupun seksual kepada siswa dan pemerintah memang menghimbau, agar semua sekolah memiliki program ini," tutur Hana.

"Kita sosialisasikan kepada pemangku kepentingan sekolah, seperti Dinas Pendidikan, Orangtua, Siswa dan Guru," sambungnya.

Kata Hana, kegiatan ini adalah komitmen sekolah untuk melibatkan orangtua, agar lebih peduli kepada anak dan lingkungannya.

BACA JUGA:Wow! Vivo V30 Punya 3 Kamera 50 MP

"Kita mulai dengan sosialisasi dan pelatihan ini, karena kasus kekerasan pada anak sekolah tidak bisa hanya ditangani Dinas Pendidikan, Guru dan Sekolah, perlu peran serta semua pihak, terutama orangtua," ujarnya.

"Kita bisa lihat masih ada kasus perundungan, perkelahaian, bahkan pelecehan seksual, ini orangtua yang harus tahu duluan, sehingga bisa kita atasi bersama-sama," tambahnya.

BACA JUGA:Seleksi Paskibraka Pangkalpinang 2024 Dimulai : Cek Tata Cara Pendaftaran dan Syaratnya

Kata Hana, orangtua yang dilibatkan ini nantinya akan menjadi bagian dari sistem untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan mental anak dan mencegah anak menjadi korban kekerasan.

"Semoga program ini bisa mencegah dan menangani kasus kekerasan di sekolah dan semua pihak bisa semakin peduli pada anak," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: