Mantan Dirut PT Timah, Riza Pahlevi Sedang Diperiksa Kejati Terkait Tipikor Washing Plant

 Mantan Dirut PT Timah, Riza Pahlevi Sedang Diperiksa Kejati Terkait Tipikor Washing Plant

Terdakwa Dr Ichwan Azwardi Lubis-screnshoot -

CSD merupakan salah satu metode penambangan lepas pantai yang menggunakan air sebagai media pembawa untuk mendistribusikan material tambang dari dasar laut menuju  unit penyaringan -di darat. Untuk sistem di darat disebut washing plant itu atau pemipaan. Sistem pemipaan merupakan bagian yang sangat penting dalam menyalurkan pasir kandungan timah. 

BACA JUGA:Usut Tipikor Timah, Usai Eks Dirut, Kejagung Periksa 2 Karyawan PT Antam

CSD ini sendiri  adalah sebuah kapal isap yang berfungsi untuk memindahkan material berupa tanah, pasir, atau lumpur yang berada di bawah permukaan air. CSD memiliki kepala pemotong pada bagian pintu masuk yang dapat digunakan untuk beberapa material keras seperti batu atau kerikil. 

Namun ternyata proyek yang menelan biaya senilai Rp 100 milyar itu hanya membangun washing plant tanpa disertai dengan CSD itu. 

Persoalan juga lebih dari itu, ternyata pengadaan mesin washing plant bukan dengan cara built-up melainkan assembling. Built-up tentunya pengadaan dengan cara lelang serta melibatkan adanya pihak ketiga. Sementara assembling atau perakitan berupa pengadaan sendiri oleh bagian logistik PT Timah.

Lebih parah lagi, ternyata mesin tak mampu beroperasi secara normal. Dalam artian singkat, mesin-mesinya kerap alami kerusakan sehingga menggangu operasional kerja eksplorasi. Dugaan kuat pengadaan mesin proyek tak sesuai spesifikasi.

BACA JUGA: Tipikor Pertimahan, Kejagung Lakukan Geledah Tahap III, 2 Bulan Belum Ada Tersangka?

Tak cukup di situ juga, persoalan lain juga ternyata diperparah lagi kalau hasil dari eksplorasi pasir timah sendiri ternyata tak sesuai harapan. Dimana dari hasil visibility pihak PT Timah -saat awal- kandungan pasir timahnya yang diklaim mencapai jutaan ton itu. Sementara hasil yang diperoleh masih jauh panggang dari harapan. Singkat kata PT Timah dalam eksplorasi di Tanjung Gunung telah alami kerugian atas hasil visibility itu. 

Dimana dari bocoran yang wartawan ini terima dari internal penyidik kalau mesin-mesin  itu memiliki masalah. Sehingga tidak bisa beroperasi secara layak itu. 

Namun anehnya  -walau mesin bermasalah- pada tahun 2018 justeru telah terjadi serah terima atas hasil proyek antara kepala logistik dan kepala produksi darat yang saat itu pejabatnya berinisial Su.   

“Jadi kesanya dengan adanya serah terima itu, kalau proyek itu semua bagus dan layak operasi. Tapi nyatanya tak seperti itu,” ungkap sumber.

Kondisi proyek saat ini dikatakan sumber lebih parah lagi. Dimana mesin-mesinya terutama pada washing plant itu kini telah raib entah kemana. “Karena memang pada dasarnya mesinya serta pengadaanya bermasalah semua. Lalu mesin-mesinya diangkut entah kemana itu semua,” sebutnya.

Bocoran yang harian ini peroleh keberadaan bagian-bagian (mesin.red) itu sampai dicomot sana-sini. Ada yang dibuang di Belitung, Belinyu hingga Muntok. Singkat cerita proyek CSD Tanjung Gunung  itu juga kini tidak lagi beroperasi apapun.  

BACA JUGA:Calon Tersangka Tipikor Timah dari Kejagung, Kakap atau...

Bahkan wartawan Babel Pos mendapat bisikan dari seorang sumber kalau modus-modus dan permainan busuk di bagian logistik  seperti ini sudah lama dan berulang-ulang terjadi di perusahaan plat merah itu.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: