Pemimpin dan Filosofi Rembiak

 Pemimpin dan Filosofi Rembiak

--

Oleh: AHMADI SOFYAN

Penulis Buku/Pemerhati Sosial Budaya

 

REMBIAK (Rumbia) pohon yang hidup di dalam atau sekitar air. Ia menghasilkan, menyimpan dan menyaring air agar bersih (jernih). Tapi juga dulunya tempat “ngerem” (duduk diam) urang biyak (berak).

------------------------

MENJADI pemimpin bukanlah sekedar pintar, tahu banyak persoalan, memberikan solusi, memiliki tanggungjawab, pintar bicara, tapi dilain sisi juga ia menjadi tempat membuang segala “kotoran” cacian, makian, hingga hal-hal yang tidak enak. Jadi, pemimpin itu harus siap modal, mental dan spiritual. Ketika seorang pemimpin dicaci dengan kalimat-kalimat “bajingan” lantas para relawan sudah naik pitam dan naik darah, itu artinya ia tidak memahami bahwa memang demikianlah yang harus diterima oleh para pemimpin. Siapapun ia, apapun yang ia lakukan, bagaimana titel dan jasanya, tidak akan pernah lepas dari kritikan, cacian, makian bahkan hingga hal-hal yang menyakitkan. 

Bukankah para Nabi & Rasul pun mendapatkan hal demikian bahkan sekelas Nabi Muhammad SAW harus menerima lemparan kotoran, batu hingga upaya pembunuhan? 

Sudah sekitar 3 bulan ini, saya banyak menghabiskan waktu saya di Pundok Kebun di tepian sungai ditengah belantara Desa Kemuja. Pundok Kebun saya yang persis berada ditepian sungai kecil, membuat saya memandang bahagia dan sangat menikmati suasana alamnya. Ditengah menikmati sungai, saya terlihat ada beberapa batang pohon Rumbia yang biasa logat kami orang kampung (Kemuja) menyebutnya “Rembiak”. Pohon penghasil sagu ini sangatlah bermanfaat bagi kehidupan dan bahkan bisa membuat dan menjaga kehidupan bagi makhluk lainnya. Cukup memakan waktu atau proses yang lama untuk dapat menikmati hasil dari pohon Rembiak yang siap dipanen (ditebang) untuk diambil sagunya. 

Ditengah kesunyian dan tepian sungai itu, saya merenung bagaimana Rembiak memberikan pelajaran (filosofi) hidup bagi kita manusia, terlebih lagi adalah seorang pemimpin, baik di skala kecil maupun besar. dari pohon Rembiak ini, dalam pemahaman saya setidaknya ada 4 hal yang saya pelajari yang bisa dikaitkan dengan kehidupan seorang pemimpin.

Pertama, Pohon Rembiak memiliki manfaat sebagai penyaring kotoran yang mengaliri air. Sehingga air yang melewati akar-akar pohon Rembiak ini akan jernih atau bening. Artinya seorang pemimpin hendaknya siap dan mampu menjadi tempat dimana segala kotoran yang lewat untuk ditampung dan menjadi pupuk bagi dirinya. Selanjutnya selama prose situ, ia mengeluarkan hal-hal yang baik (air jernih) mengalir untuk dinikmati semua makhluk. 

Kedua, Pohon Rembiak salah satu manfaatnya adalah sebagai penyimpan air. Ini pelajaran bahwa seorang pemimpin memiliki kapasitas diri untuk memberikan harapan kehidupan bagi makhluk disekitarnya. Bukankah air adalah tanda kehidupan? Bukankah semua makhluk membutuhkan air? Artinya dari pohon Rembiak kita belajar bahwa seorang pemimpin adalah sosok yang mampu memberikan kehidupan yang lebih baik kepada makhluk lainnya. ia menjadi penyimpan air sehingga ketika kemarau panjang, kehidupan makhluk yang ada disekitarnya akan tetap berjalan. 

Ketiga, Pohon Rembiak dapat menghasilkan air. Umumnya di pohon-pohon Rembiak itu akan muncul mata air baru bahkan menjadi sungai kecil yang dapat dinikmati oleh banyak makhluk. Nah, dari sini filosofinya seorang pemimpin hendaknya dapat memberikan kehidupan baru dan menumbuhkan mata air kehidupan bagi makhluk lainnya. Bukanlah seorang pemimpin jika kepemimpinanya menakutkan, mematikan bahkan mengancam kehidupan, apalagi pemimpin yang hanya sekedar untuk diri sendiri dan menciptakan oligarki. Sebagaimana Pohon Rembiak, ketika ia tumbuh, makan akan muncul kehidupan lain disekitar, baik itu berupa ikan didalam air, bahkan disaat kemaru sekalipun, ikan-ikan itu berlindung dibawah (di akar) pohon Rembiak. Pun akan tumbuh pohon-pohon disekitarnya dan merasa terlindungi serta tercukupi. 

Keempat, dulu disaat belum banyak WC seperti sekarang ini, di kampoeng-kampoeng seringkali kita saksikan orang-orang membuang air (berak) diantara pohon Rembiak. Jangan-jangan ini pula alasan mengapa disebut Rembiak yang bisa diplesetkan menjadi “tempat ngerem (duduk diam) urang berak”. Ah, ini cuma cocokologi, bisa iya bisa tidak sama sekali. Namun terlepas dari itu, dari sini kita belajar bahwa walaupun Pohon Rembiak memberikan hal-hal terbaik, banyak mengeluarkan manfaat, keberadaannya melahirkan dan memberi kehidupan, berusaha menjadi yang terbaik dan menumbuhkan mata air inspirasi kehidupan, ternyata ia tetap menerima perlakuan yang kurang enak, yakni menjadi tempat orang membuang kotoran yang paling kotor. Begitulah sesungguhnya seorang pemimpin, ia harus siap dan mampu menerima hal demikian. 

Pemilu 2024, pastinya kita ingin memiliki pemimpin baru baik skala nasional maupun di daerah. Pun demikian, baik eksekutif maupun legeslatif. Kita ingin para pemimpin dan wakil rakyat hasil Pemilu 2024 adalah manusia-manusia Indonesia pilihan yang benar-benar bermanfaat, menjadi dan melahirkan kehidupan berbangsa, bernegara, beragama, berpolitik, hukum, aturan, undang-undang dan segala hal yang memberikan manfaat kehidupan bagi negeri ini. Dari sebuah Pohon Rembiak, sesungguhnya banyak hal yang bisa anda pelajari untuk mengikuti kontestasi Pemilu 2024. Ayu, tunjukin aksimu bukan sekedar janjimu. Jadilah seperti Pohon Rembiak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: