Orangtua Wajib Paham, Ini Risiko Anak Bermedsos
Ilustrasi --
BABELPOS.ID - Media sosial (Medsos) sebagai wadah interaksi digital kini tak hanya digunakan orang dewasa, tapi juga anak-anak.
Dengan usia dini, minim literasi dan pengalaman, apakah Medsos aman bagi anak-anak?
Pakar kejiwaan subspesialis anak dan remaja lulusan Universitas Indonesia dr. Anggia Hapsari, Sp.K.J, Subsp. A.R.(K) mengungkapkan, risiko anak bila menggunakan media sosial sejak dini salah satunya bisa terkena kejahatan asusila seperti grooming.
BACA JUGA:Threads, Medsos Percakapan Pesaing Twitter
Menurut Anggia, yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, grooming merupakan salah satu kejahatan asusila pada anak, dengan pelaku biasanya merayu dan melakukan tipu muslihat pada korban melalui media sosial.
"Semakin dini penggunaan media sosial, semakin membuka celah atau jendela untuk mereka berpotensi menjadi korban dari tindak kejahatan dunia maya. Sudah pasti penggunaan media sosial secara dini meningkatkan risiko child grooming," kata Anggia, Jumat (22/7) seperti diberitakan Antara.
BACA JUGA:Malas Baca tapi Cerewet di Medsos (Refleksi Hari Buku Nasional 17 Mei)
Selain grooming, dampak penggunaan internet secara dini berkaitan dengan kekerasan dan juga risiko anak terpapar konten pornografi.
Anggia mengatakan pernah ditanyai seorang pasien anak usia lima tahun tentang hubungan seksual karena si anak terpapar beberapa kartun pornografi.
BACA JUGA:Ajak Warga Hindari Ujaran Kebencian, Rudianto Tjen: Kita Isi Medsos dengan Kesejukan
Menurut Anggia, bahkan anak usia 13 tahun ke atas yang sebenarnya sudah bisa mandiri dalam memanfaatkan gawai dan menatap layar, masih membutuhkan pengawasan orangtua saat menggunakan media sosial.
Menurut Anggia, pengawasan diperlukan karena media sosial bisa memberikan dampak yang buruk seperti grooming, perundungan dunia maya, pornografi dan lainnya, bila dimanfaatkan tanpa pengawasan dan batasan.
BACA JUGA:Rudianto Tjen Ajak Milenial Babel Jadi Pelopor Pengguna Medsos Beretika
"Memang anak-anak belum mengerti batasan-batasannya, jadi, risiko mereka bertemu orang asing yang membuat mereka merasa tidak nyaman dan menyalahgunakan hubungan tersebut akan semakin besar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: babel.antaranews.com