Kasus Mahasiswa Korban Mutilasi. Pengakuan Pelaku Bikin Keluarga Korban Tambah Terluka

Kasus Mahasiswa Korban Mutilasi. Pengakuan Pelaku Bikin Keluarga Korban Tambah Terluka

--

BABELPOS.ID.- Keluarga Redho Tri Agustiawan mahasiswa asal Pagkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) benar-benar dibuat tambah terluka.  

Bagaimana tidak, kronologis yang disampaikan pihak Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menyatakan adanya aktifitas tidak wajar antara korban dengan kedua pelaku, seolah menempatkan korban Redho sama perilaku dan aitifitasnya dengan kedua pelaku.  Dan itu dipastikan bertolak dari pengakuan kedua pelaku.

BACA JUGA:Permahi Babel Minta Pelaku Mutilasi Dihukum Mati!

''Kami dari pihak keluarga benar-benar menjadi tambah terluka,'' ujar Abdul Majid paman korban Redho.

''Ponakan kami tidak mungkin lagi membela diri, tapi kami yakin teman-teman ponakan kami tahu bagaimana aktifitas dan keseharian ponakan kami itu,'' ujar Abdul Majid, paman kandung Redho yang tampak tak mampu menahan tangis.

Dikatakannya, selaku pihak keluarga korban, mereka benar-benar tidak terima tuduhan seolah korban Redho itu tidak normal.  

BACA JUGA:Kasus Mutilasi di Jogja, UMY Benarkan Redho Mahasiswanya dari Pangkalpinang

Apa yang dikemukakan Abdul Majid ini, bertolak dari pemberitaan beberapa media nasional yang dilansir dari jumpa pers Polda DIY yang mengungkap kronologis dan motif di balik kasus pembunuhan disertai mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bernama Redho Tri Agustian yang terjadi di Sleman Yogyakarta pada Selasa 11 Juli 2023 lalu. 

Kedua pelaku plus korban disebut sempat memeragakan perilaku tak wajar. 

"Mereka bertiga (kedua pelaku dan korban.red) ini tergabung dalam sebuah komunitas yang mempunyai aktivitas tidak wajar," ujar Direskrim Polda DIY Endriadi tanpa menjelaskan komunitas tersebut.

BACA JUGA:IKA ISBA Yogyakarta: Hukum Pelaku Seberat-beratnya

Dikatakan Abdul Majid, meski tidak ditegaskan, namun publik tahu maksud pernyataan Direskrim itu kemana arahnya.

''Itu yang kami tidak bisa terima.  Itu dijadikan pelaku alasan untuk mencari celah meringankan dia. Tapi kami dari pihak keluarga korban dibuat tambah terluka,'' tukas Abdul Majid kemudian.

Perkembangan kasus ini, tak hanya mengagetkan keluarga korban, tapi juga kalangan teman-teman korban mengaku tak percaya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: