Pemkab Basel Tanam Mangrove di Desa Tukak

Pemkab Basel Tanam Mangrove di Desa Tukak

Sekda dan Forkopimda Basel serentak menanam mangrove di pantai desa Tukak Kecamatan Tukak Sadai.--Ilham

BABELPOS.ID, TOBOALI - Dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia dan mangrove sedunia 2023, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah (Pemkab Basel) menanam mangrove di Desa Tukak Kecamatan Tukak Sadai Kabupaten Basel.

Ikut serta dalam penanaman ini, Sekda Basel, Kepala Danposmat TNI AL Toboali, Polres Basel, Dandin 0432/Basel, Pimpinan PT Timah yang diwakili oleh Kepala Unit Produksi Darat Bangka, Kades Tukak, BPD Desa Tukak, serta para tamu undangan dan masyarakat.

BACA JUGA:Meriahkan HUT 77 Bhayangkara, Forkopimda Babar Tanam Ribuan Mangrove di Lahan Eks Tambang

BACA JUGA:PT. Timah Tanam Mangrove di Pesisir Pantai Peltim Dan Lepas Liaran Ikan

Sekda Basel Eddy Supriadi yang mewakili Bupati Riza Herdavid dalam sambutannya mengatakan, Indonesia adalah negara kepulauan yang banyak memiliki keindahan lautnya dengan berbagai jenis biota laut dan terumbu Karang.

"Bahkan jenis terumbu karang yang ada di Indonesia jarang ditemukan di negara lainnya," ujarnya, Senin (26/06).

BACA JUGA:Menteri KKP Lihat Program Revitalisasi Mangrove PT Timah Tbk bersama Yayasan Ikebana

BACA JUGA:PT Timah Tbk Tanam Mangrove di Pesisir Pantai Sungai Baru Bangka Barat

Selain itu Indonesia juga memiliki hutan mangrove terluas di dunia dengan mencapai luas 3,3 juta hectare, dan tumbuh dengan subur.

"Sehingga mangrove mempunyai peran yang sangat penting untuk mengembalikan habitat seperti, kepiting, ikan, burung burung dan lainnya," terangnya.

BACA JUGA:Peringati Hari Hutan Sedunia, Penggiat Lingkungan Ekspedisi Mangrove Sungai Bukit Layang

BACA JUGA:12 Tahun PT Timah Tbk Bersama Yayasan Ikebana Tanam Mangrove di Pesisir Pantai Rebo

Dikatakan Sekda, pada hari lingkungan dan mangrove sedunia ini harusnya semua pihak sudah menyadari pentingnya menjaga lingkungan hidup, karena ini memberikan ruang kepada makhluk hidup baik binatang endemik maupun non endemik di lingkungan tersebut.

"Apabila terputus satu mata rantai maka kehidupan dalam ekosistem menyebabkan keseimbangan alam akan terganggu," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: