Anak Gadis dan Anak Ayam

KITA sebagai orangtua hari ini terlalu sibuk dengan politik, sibuk dengan jabatan, sibuk dengan kehormatan semu, sibuk dengan pencarian harta agar dipandang sukses oleh masyarakat, sibuk dengan kesibukan yang tidak pernah berakhir dan membuat terlena kita terhadap perkembangan daa pergaulan anak-anak yang diamanahkan kepada kita sebagai orangtua.

Kalaulah kita sebagai orangtua tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi masa kini seperti anak-anak kita, maka cukuplah menjadi sahabat bagi anak-anak serta menunjukkan kepedulian kepada mereka tetap dalam cinta dan kasih sayang sebagai orangtua. Anak-anak kita memiliki hati (nurani sebagai anak) dan kemauan sebagai manusia masa kini dan masa depan, tinggal bagaimana keduanya kita padukan sebagai orangtua. Sentuhlah hati mereka dengan kasih sayang namun tetap berprinsip sebagai orangtua yang tegas dan mendidik anak-anak agar mereka tidak “salah gaul” dan “salah sosial” bahkan “salah spritual” yang mengarah pada paham-paham radikalisme. Peran orangtua masa kini terhadap anak-anak adalah peran terbesar bagi perkembangan kehidupan sosial kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara di masa yang akan datang. 

Kekhawatiran Rasulullah SAW dengan mengingatkan kita umatnya bahwa nantinya akan ada orangtua yang masuk sorga karena anak-anak yang  menjadi tanggungjawabnya menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, terutama anak gadisnya. Tapi tidak sedikit nantinya orangtua yang masuk ke neraka karena perbuatan anak-anak-nya. Siapakah kita? Anak-anak itukah atau orangtua-kah kita? Ataukah kita berada pada keduanya?. 

Al-Qur’an pun dengan tegas mengingatkan juga: “Quu amfusakum wa ahlii kum naara” (Jagalah dirimu dan anak-anakmu/orang-orang yang menjadi tanggungjawabmu dari api neraka).

Nah...., semoga anak ayam tak lebih berharga dari anak-anak gadis kita sehingga apa yang saya ungkapkan diawal tulisan tidak menjadi kenyataan bahwa orangtua masa kini lebih sayang kepada binatang ternak daripada anak gadisnya sendiri. Wallahu’alam....

Salam Anak, Salam Orangtua!(*)

 

 

Sumber: